SERANG – Usaha Ali bersama keluarga mencari Karmi yang dipukuli massa di Kampung Nyapah, Kelurahan Nyapah, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Selasa (21/3) malam lalu tak berhasil. Janda berusia 50 tahun ini dipukuli massa karena diduga akan menculik anak.
Ali beserta empat anggota keluarganya datang dari Desa Cibereng, Kecamatan Trisi, Kabupaten Indramayu ke RSU Banten, Kota Serang, untuk menjemput Karmi (berita sebelumnya ditulis bernama Ihat) yang mengalami gangguan ingatan.
Sayangnya, setiba di RSU Banten, Jumat (31/3), orang yang ditemui bukan Karmi, tapi orang lain yang juga menjadi korban pemukulan massa di Kampung Tanjak, Kecamatan Walantaka, beberapa hari lalu.
“Kita tau di medsos, dia (Karmi) ada di Serang, kita ke sini, kita tanya-tanya katanya di sini (RSU) Banten, pas tadi dilihat bukan,” ujar Ali kepada awak media di RSU Banten, Jumat (31/3).
Tidak menunggu lama, Ali beserta keluarganya bergegas menuju Balai Perlindungan Sosial milik Dinas Sosial Provinsi Banten di Cipocok Jaya, Kota Serang. Sayangnya, orang yang dimaksud tidak ada. Petugas balai justru mengarahkan Ali untuk ke Bani Syifa di Kecamatan Pamarayan.
Bingung bercampur pasrah, Ali dan keluarga akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke Indramayu. “Mau gimana lagi Pak, kita pulung dulu aja, sambil nyari-nyari informasi,” kata Ali.
Herman, paman Karmi, menjelaskan, keponakannya tersebut mengalami gangguan ingatan sejak bercerai dengan suaminya. “Dia yatim piatu juga. Makanya dari waktu itu dia kaya orang linglung. Gimana yah, kalau ngobrol yah biasa, nyambung, cuma kadang-kadang gitu, linglung,” tuturnya.
Karmi sering bolak balik antara Indramayu dan Cikarang. Di sana Karmi kerap tinggal dengan adiknya. “Terkahir kelihatan kayanya bulan haji tahun kemarin, tapi yah namanya juga suka bolik balik, suka gak ketauan. Cuma pas beberapa bulan, keluarga yang di Cikarang juga gak tahu,” katanya.
Informasi yang diterima Herman, terkahir di Cikarang. Karmi meminta uang Rp 200 ribu. Karena tahu sering pulang ke Indramayu, keluarga di Cikarang tidak mempertanyakan keperluan uang itu untuk apa.
Herman menduga, saat itulah Karmi hilang dan tiba-tiba diketahui dari medsos berada di Kota Serang. “Soal pemukulan kita mah pasrah saja sama polisi, kita mah berdoanya biar ketemu, terus dibawa pulang. Gimana-gimana juga dia manusia, keluarga kita,” katanya. (Bayu)