MAJA – Ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Maja telah beralih fungsi menjadi permukiman penduduk. Kondisi tersebut tidak lepas dari kebijakan pemerintah kabupaten yang telah menetapkan Kecamatan Maja sebagai wilayah pusat pertumbuhan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW).
Kepala Desa Pasirkembang, Kecamatan Maja, Akhmad mengatakan, wilayah yang dipimpinnya memiliki lahan seluas 532 hektare. Dari data yang dimiliki pemerintah desa, lahan pertanian yang tersisa hingga 2017, tinggal seluas 100 hektare. Artinya, 400 hektare lebih sudah beralih fungsi menjadi permukiman penduduk. “Lahan pertanian di Desa Pasirkembang terus berkurang,” kata Akhmad kepada Radar Banten, kemarin.
Dijelaskannya, lahan pertanian di Desa Pasirkembang dikuasai pengembang perumahan sejak 1995. Mereka membeli lahan untuk membangun perumahan, karena wilayah Maja diproyeksikan menjadi kota baru yang akan menjadi penyangga wilayah ibukota negara. Apalagi, sekarang sudah masuk kereta rel listrik (KRL) dan rencananya bakal ada jalan tol dari Tangerang hingga Rangkasbitung. “Alih fungsi lahan pertanian enggak hanya terjadi di Desa Pasirkembang. Tapi juga di desa-desa lain di Maja, karena pengembang akan membangun ratusan ribu rumah di sini,” paparnya.
Terpisah, Kepala Desa Curugbadak, Kecamatan Maja, Agus Supandi menerangkan, lahan pertanian yang telah beralih fungsi di desanya mencapai 263 hektare, dari luas wilayah 532 hektare. Lahan pertanian tersebut akan dijadikan perumahan oleh pengembang dari Jakarta. Akibat itu, kata dia, para petani di Curugbadak banyak yang kehilangan lahan pertanian dan mereka kini beralih profesi menjadi buruh. “Alih fungsi lahan pertanian tidak hanya terjadi sekarang. Tapi, sejak tahun 1994. Pada waktu itu, dilakukan pembebasan besar-besaran di sini dan baru tahun ini mulai dibangun perumahan dalam skala besar,” katanya.
Camat Maja Nuryanto mengatakan, alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Masyarakat menjual lahannya kepada pengembang sejak 1990-an. Namun, baru sekarang pengembang membangun ratusan ribu unit rumah, karena kegiatan pembangunan perumahan terhenti pada 1998 akibat krisis ekonomi. “Saya optimistis, ke depan Maja akan menjadi pusat pertumbuhan yang maju di Lebak. Apalagi, akses transportasi darat ke Maja sudah cukup memadai, karena telah beroperasi KRL dan kondisi jalan yang berkualitas,” paparnya. (Ali/Radar Banten)