TANGERANG SELATAN – Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) kini tak hanya sibuk mengurusi nuklir, namun merambah pada dunia kesehatan. Bekerja sama dengan PT Kimia Farma, Batan memberikan terobosan baru terkait pembuatan bahan kesehatan yang lebih efektif.
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, bahan nuklir yang digunakan sebagai bahan baku obat ini bernama radiofarmaka. Dimana hanya Batan yang memiliki kewenangan untuk melakukan pengembangan ini.
Menurutnya, Radiofarmaka yang digunakan sebagai bahan baku obat yang diproduksi memiliki tingkat keefektifan lebih mutahir dibandingkan obat berbahan kimia. Memang, sebagai bahan campuran, obat yang dihasilkan Batan memiliki unsur kimia. Namun tidak sebanyak obat lainnya.
”Kita memublikasikan lima macam obat dengan masing-masing fungsi yang berbeda. Seperti untuk penderita jantung, penderita tumor tulang, penya- kit ginjal, kanker metastasis dan pen- derita kanker saraf untuk anak-anak,” ujarnya.
Djarot mengatakan, nuklir sudah menjadi momok bagi masyarakat. Padahal fungsi nuklir di berbagai bidang itu cukup paten.
Kepala Bidang Teknologi Radiosotop dan Radiofarmaka Batan Rohadi Awaludin menjelaskan pengerjaan dalam pembuatan obat ini dibuat dalam berbagai penelitian. Dimana obat yang dibuat dari nuklir ini memiliki keun- tungan tersendiri daripada obat lainnya.
Misalnya hasil yang diberikan obat buatan Batan lebih akurat, mengetahui secara rinci dimana saja penyebaran penyakit. ”Pendeteksian lebih dini pada kanker, jantung dan ginjal juga merupakan keuntungan dari obat yang kita produksi,” ujarnya.
Selain itu harga obat yang diproduksi oleh Batan jauh lebih terjangkau. Obat yang diproduksi itu khusus untuk penyakit berat. “Umumnya penyakit berat selalu disarankan untuk berobat ke luar negeri,” ujarnya. (mg-04/Firdaus/RBG)