SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim menegaskan dalam melaksanakan tugasnya sebagai kepala daerah sangat terbuka terhadap kritik dari ulama. Namun, kritik yang dilontarkan adalah kritik dengan cara-cara ulama.
Wahidin mengatakan, dari zaman ke zaman peran ulama sangat penting. Apalagi Banten menjadi basis ulama yang mendidik anak-anak dan mengajarkan ilmu kepada ribuan santri. “Saya kira sangat senang kalau ada ulama yang mengkritik gubernur. Tentu dengan cara ulama,” kata Wahidin pada acara Tasyakuran dan Ifthor Jamai Bersama Ulama dan Umaro di Sekretariat Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP) Provinsi Banten di Jalan Muslih, Cikulur Baru, Kota Serang, Kamis (8/6).
Ia menilai, peran ulama dan santri saat ini sudah besar. Banten harus menjadi contoh bagi pembangunan umat di provinsi lain seperti halnya yang dilakukan oleh tokoh sebelumnya yaitu Syeikh Nawawi Al-Bantani. “Mengontrol menjadi hak masyarakat, tapi harus konstruktif,” katanya.
Kehadiran ulama dan santri dalam pembangunan, kata Wahidin, membuat dirinya makin optimistis bahwa Banten menjadi lebih baik lagi. Banten memiliki APBD Rp 10 triliun yang jika dikelola dengan baik dan jujur maka provinsi ini akan mengalami kemajuan pesat. “Ayo bangun Banten bersama-sama,” katanya. “Masyarakat Banten masyarakat yang beriman dan bertakwa. Ini harus bisa dikelola menjadi kekuatan,” tambah Wahidin.
Wahidin juga mengajak kepada pimpinan pondok pesantren di Banten selain kuat di bidang keagamaan, juga harus bersih. “Bersih dalam berbagai hal. Sepanjang jalan juga saya masih melihat baliho yang menempel, tentu ke depan kita akan tertibkan,” katanya.
Wahidin mengatakan, sudah keliling untuk melihat kenyataan di lapangan. “Karena saya sudah menjadi pelayan masyarakat Banten. Saya katakan, diri ini akan saya wakafkan untuk masyarakat Banten, doakan saya supaya selalu diberi kekuatan,” tambah Wahidin.
Ketua Presidium FSPP Banten KH Anang Azhari Alie mengatakan, FSPP sebagai wadah silaturrahim pesantren di Banten berjumlah 3.405 pesantren. Ia mengajak agar Pemprov bisa bersinergi dengan FSPP. “FSPP bukan organisasi yang memiliki uang. Tapi memang memiliki program. Apa nanti yang bisa dikerjasamakan dengan program pemerintah,” kata Anang.
Ia menjelaskan, penyesuaian program FSPP dengan pemerintahan agar program-program pemerintah dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. “Program-program pemerintah banyak yang bisa kita sinergikan dengan program FSPP. Kami juga menginginkan gubernur membangun santri dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM),” tandasnya. (Fauzan Dardiri/RBG)