SERANG – Kerukunan antarumat beragama di Provinsi Banten dinilai sangat baik, hal tersebut dapat dilihat dari minimnya konflik antaragama yang mengganggu kebhinekaan. Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, dalam konteks kondisi keamanan dan kerukunan umat beragama, di Provinsi Banten memiliki tingkat kerukunan yang baik. “Alhamdulillah, kerukunan umat beragama di Provinsi Banten bisa kita lihat sendiri,” ujar Andika saat menghadiri Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten bersama organisasi masyarakat (ormas) Islam di Hotel Ratu, Kota Serang, Jumat (16/6).
Ia menjelaskan, kerukunan umat beragama bisa terjadi jika seluruh elemen masyarakat di Banten ikut menjaganya, bukan hanya umat Islam. Disinggung mengenai kegiatan Deklarasi Ormas Tolak Gerakan Anti-Pancasila dengan tema ‘Antisipasi dan Mencegah Ideologi Anti-Pancasila Guna Memperkuat Keutuhan NKRI’ Andika mengatakan, jika hal tersebut langkah konkret untuk mencegah gerakan radikalisme yang mengancam keutuhan NKRI. “Ini Alhamdulillah, bukti nyata konkret dari MUI Banten dan ormas Islam di Provinsi Banten, tadi secara bersama-sama menyatakan deklarasi tekad, dalam kaitan bahaya radikalisme,” katanya.
Ia menilai jika hal tersebut bisa membantu Pemprov Banten ke depan dalam menjaga kerukunan umat beragama. “Karena saya meyakini bahwa Kebhinekaan harga mati bagi masyarakat Indonesia dan juga NKRI, khususnya di Provinsi Banten,” katanya.
Ketua MUI Provinsi Banten A M Romly mengatakan, deklarasi dilakukan dalam rangka meneguhkan komitmen bahwa NKRI ini berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di tengah-tengah kebhinekaan. “Ulama berkontribusi besar dalam merumuskan cita-cita sampai mengeluarkan resolusi jihad. Pancasila merupakan warisan para ulama. Kita menolak usaha-usaha yang merusak warisan ulama,” tegas Romly.
Jika melihat perkembangan di Banten, kata Romly, melihat sejarah perubahan sistem ketatanegaraan dari republik yang pernah terjadi pada zaman dahulu, wilayah Banten merupakan daerah paling setia pada Republik Indonesia. “Kalau di Banten tidak melihat (gerakan anti-Pancasila-red), karena Banten paling setia pada Republik ini,” tukasnya.
Lebih lanjut, pria yang pernah menjabat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten ini mengaku, jika 50 ormas sepakat untuk menolak gerakan anti-Pancasila. Selain itu, ormas Islam khususnya, ke depan tentu akan terus-menerus membangun kesadaran dalam kehidupan berbangsa. “Tentu salah satunya dengan sering melakukan silaturahmi dan dialog. Artinya, setiap ormas membawa persoalan dan mencari jalan keluarnya. Kalau ada masalah kan bisa diselesaikan dengan cepat karena hubungan pribadi tentu akan lebih baik,” tandasnya. (Fauzan D/RBG)