DALAM mendekati usia puber. Orang tua selalu mempunyai kekhawatiran tersendiri pada anak mereka. Apalagi bila sang anak sudah mengenal lawan jenis dalam rangka romantisme.
Menurut spesialis kejiwaan dr Soetjipto SpKJ, romantika remaja berpacaran sekarang memang dalam usia yang semakin muda. Bahkan terdapat fenomena anak SD yang sudah memadu kasih.
Bila sudah mengganggu kualitas hubungan dengan keluarga, mereka pun datang ke psikiater. ’’Kasus yang datang itu karena orang tua khawatir dengan perilaku anak mereka yang tiba-tiba sulit diatur,’’ katanya, dilansir JawaPos.com.
Bahkan, Soetjipto pernah mendapatkan kasus seorang anak yang tidak naik kelas yang setelah dicari tau penyebabnya, yakni karena pacaran. Jadi, lanjutnya, anak SD dan SMP belum sepantasnya berpacaran.
Namun karena teknologi informasi yang tidak bisa dihindari, hal tersebut merangsang maturitas atau kedewasaan seorang anak. Akibatnya hormon seksualnya pun berkembang lebih cepat.
Dan bila sudah mengenal kata pacaran, artinya seorang anak sudah memprioritaskan dirinya untuk satu orang, pada akhirnya akan mengganggu proses belajar anak. ’’Mental anak SD dan SMP belum siap untuk pacaran,’’ tegas Soetjipto.
Seorang anak yang sudah puber sekalipun. Bukan menjadi indikator sudah boleh berpacaran. Sebab, puber hanyalah suatu tanda fisiologis anak menginjak masa remaja. Bukan indikator secara psikologis.
’’Artinya juga, remaja perempuan juga sudah bisa hamil,’’ imbuhnya. ’’Lebih dari 50 persen kasus yang datang dari orang tua remaja puteri. Kalau tidak hati-hati, perempuan memang yang banyak dirugikan,’’ imbuhnya. (ina/JPG)