SERANG – Ceria, polos, bahagia dan canda tawa tak lepad dari mereka, siswa SDN Bugel di Desa Pasir Limus, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang. Seulas senyum yang mereka gambarkan begitu mengesankan. Di tengah kondisi sekolah mereka yang rusak, anak-anak tetap memancarkan semangat belajar.
Meski kerusakan parah di ruang kelas mereka rasakan bertahun-tahun lamanya, tanpa tersentuh atau perhatian dari pemerintah, mereka para guru dan siswa SDN Bugel pantang mengeluh.
Tembok kelas 2 dan 3 telah retak bahkan lubang menganga dinding itu terlihat sangat jelas. Atap plafon pun nampak rusak dan mulai membentuk sebuah lubang. Meja dan kursi yang rusak di sana-sini menjadi bukti betapa kurang pedulinya pemangku kepentingan.
Keramik di ruang kelas itu sudah tak seindah dan senyaman dulu, bercampur dengan tebalnya debu, yang bila terhentak oleh kaki berterbangan, memasuki dua lubang hidung anak-anak yang sedang asik belajar.
Menghirup udara berdebu yang pengap tentu bukan pilihan bagi mereka agar bisa duduk tenang mendengar Pak Guru memberikan ilmu.
Sayangnya, mereka, siswa-siswa SDN Bugel terpaksa harus menghirup udara sembari belajar dari pagi hingga menjelang duhur. Miris. Mengurangi pengapnya debu di kelas, para guru terpaksa mensiasatinya dengan menyiram lantai yang sudah tertimbun tebalnya debu. Boleh dikata, lantai keramik itu sudah tak menyerupai lantai melainkan persis seperti sedang berada di atas tanah saja.
Namun keceriaan mereka selalu menyelimuti ruang-ruang kelas tak layak itu.
Usai bermandikan debu dengan baju seragam yang kotor akibatnya, para siswa SDN Bugel bermain dengan mainan alakadarnya. Seperti yeye semacam gelang karet disambung membentang tali-temali panjang, anak perempuan yang memainkannya. Sedangkan siswa laki-laki bermain kuda-kudaan dengan balok bekas meja dan kursi. Iya, potongan balok itu mereka jadikan mainan.
Selalu ada saja rona bahagia di setiap kepolosan mereka. Terlebih, ketika mereka tertawa bebas dan kencang sekali. Tak peduli kelas mereka rusak parah. Tak peduli menghirup debu. Dan tak peduli diamati oleh wartawan yang hampir setiap hari datang meliput. Mereka tetap senang.
Siswa kelas 3 bernama Fajri berkata sedikit malu, ia mengaku tidak nyaman saat di kelas, berdebu dan kursinya jelek. Sebagaimana seorang anak yang polos, permasalahan yang ia hadapi justru bukan beban. Malah ia dan kawan-kawan sekelas lainnya senang belajar di SDN Bugel. Ada sebuah harapan, sebuah keinginan bagi siswa-siswa yang ingin sekolahnya dibangun.
“Ia semangat,” ujarnya sambil tersipuh malu saat ditanya Radar Banten Online soal semangat belajar di sekolah yang sangat tidak layak tersebut, Selasa (18/7).
Belum usai debu-debu beterbangan yang membahayakan pernapasan, saat musim penghujan tiba, sejumlah guru merasa khawatir dengan kondisi kelas-kelas yang rusak itu. Khawatir bila kemudian air hujan itu merembes lalu maenyerap ke dalam tembok yang retak bahkan bolong itu dapat berakibat robohnya bangunan kelas. Tapi itu tetap dihadapi dengan kepasrahan sembari menanti bantuan dari pemerintah. Itu saja barangkali yang dilakukan bertahun-tahun lamanya.
Seperti yang dikatakan Guru SDN Bugel, Eni Suhartini bahwa setiap hujan ia takut kalau kelasnya sewaktu-waktu roboh karena sejak 2008 renovasi kelas belum kunjung dilakukan. Dan ia benar-benar berharap sekali ruang kelas 2 dan 3 juga ruang kelas di sampingnya, yang tak terpakai lantaran kondisinya sangat rusak parah bisa dibangun menjadi ruang kelas yang layak dan nyaman.
Ketika rentetan prestasi ditorehkan SDN Bugel kontradiksi dengan suasana ruang kelas yang kurang memadai, hal ini menjadi bukti keterbatasan, keterpaksaan dan ketidak layakan ruang kelas bukan penghalang mengharumkan nama baik SDN Bugel dan Kecamatan Pamarayan. Berkali-kali juara umum FLS2N selama empat tahun sekecamatan. Peringkat pertama dan kedua lomba kerajinan tangan dan MTQ. Peringkat tiga lomba matematika tingkat Kabupaten menjadi bukti kalau SDN Bugel punya kemampuan meningkatkan pendidikan anak-anak di Desa Pasir Limus, sebuah desa yang sepi dan tak banyak dikenal.
“Kondisi ruang kelas rusak saja bisa menorehkan prestasi apalagi kalau kelasnya bagus, dapat dipastikan prestasi SDN Bugel jauh lebih meningkat,” ucap Eni. (Anton Sutompul/antonsutompul1504@gmail.com).