Menghilangkan stigma negatif yang melekat pada anak punk. Itu menjadi salah satu tugas komunitas bernama Punk Muslim. Mereka menggaungkan gerakan syiar Islam. Mulai dari belajar mengaji, dakwah dan kegiatan sosial lainnya.
Selama ini ini, komunitas punk identik sebagai anak jalanan. Gaya hidupnya urakan, dekat dengan narkoba, dan jauh dari nilai agama. Bahkan sebagian masyarakat ada yang menilai, mereka sebagai sampah sosial yang kerap bikin onar dan mengganggu ketertiban umum.
Itulah tantangan yang mesti dihadapi komunitas Punk Mslim. Komunitas yang berdiri sejak 2007 lalu, dan diketuai Ahmad Zaky yang fokus membina anak-anak punk agar lebih produktif, bermartabat dan mengenal ajaran agama yang baik dan benar.
”Komunitas ini memang memiliki tekad untuk menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka (anak punk-red). Kita enggak mau stigma negatif masyarakat terus melekat di diri anak punk, untuk itu komunitas ini hadir dengan beragam kegiatan positif yang bisa diterima masyarakat dan perlahan membuang stigma buruk,” kata Zaky salah satu pentolan dari komunitas Punk Muslim yang dikenal sebagai cendekiawan muslim, kemarin.
Dijelaskan, awal gerakan ini bukan tanpa hambatan. Sejumlah rintangan dan penolakan kerap kali didapatkan komunitas ini, termasuk intimidasi dan adu jotos dengan kelompok punk lainnya. Namun semua kejadian tersebut tak menjadikan komunitas Punk Muslim mundur dan mengurungkan niat baiknya itu. Bahkan hingga sekarang ratusan anak punk tercatat resmi menjadi anggota komunitas ini, dengan basis gerakan tersebar di Jakarta, Tangerang, Surabaya, Bandung dan kota lainnya.
Gagasan yang dibangun Punk Muslim dalam menyiarkan Islam di kalangan punkers (istilah untuk anak-anak punk-red) memang banyak menggunakan konsep gerakan.
Salah satunya, mengedukasi anak-anak jalanan agar tidak meninggalkan sisi kehidupan agama saat menjalani aktivitas sehari-hari. Dengan adanya dakwah yang dilakukan komunitas ini, para punkers diharapkan tidak lagi merasa kosong ataupun hampa ketika berada di jalanan.
”Dunia underground yang mereka geluti itu cenderung dan identik dengan drugs (narkoba), alkohol, seks bebas, dan hal-hal negatif lainnya. Nah, kami ingin membendung semua pengaruh buruk itu di kalangan teman-teman punk, meski pun mereka masih aktif di jalanan,” tuturnya.
Perlu diketahui, komunitas ini berawal Budi (alm) yang menjadi penggagas terbentuknya komunitas ini. Budi yang menceritakan kegelisahannya kepada Zaki dengan menyadari dosanya yang sudah banyak dan tak ingin neraka dipenuhi anak-anak punk. Untuk itu, Budi membuat kegiatan pengajian untuk anak-anak punk setiap Kamis malam Jumat selepas salat Isya.
Namun, tidak disangka pengajian yang digagasnya tersebut setiap harinya mendapatkan respons yang besar dari kalangan anak punk lainnya, dan hingga sekarang pengajian masih berlangsung walaupun Budi telah lama meninggal.
Untuk menggelar pengajian, komunitas Punk Muslim biasanya menggunakan halte, taman kota dan fasilitas umum lainnya. Setiap pengajian berlangsung, pakaian identitas mereka juga tak ditinggalkan. Harapan komunitas ini juga tidak muluk-muluk, hanya ingin anak-anak punk mengetahui betul akan filosofi mereka sebagai manusia, mahluk yang diciptakan sang pencipta.
”Terserah kalian berasal darimana, berlatarbelakang apa, aliran apa, asalkan kalian jangan melupakan yang al-hak, sebagai pemeluk agama,” tutup Zaki. (ADE MAULANA/RBG)