TANGERANG – Makam Syekh Mubarok selalu ramai didatangi peziarah dari Kabupaten Tangerang dan luar daerah seperti Bandung. Hal ini membuat Pemerintah Desa Tegalsari, Kecamatan Tigaraksa, melirik makam keramat itu untuk dijadikan destinasi wisata religi.
“Kalau penziarahan ini sudah ada sejak dahulu dan seolah sudah menjadi wisata religi, tetapi masih belum terserap. Para peziarah biasanya dari kalangan santri, terutama warga sekitar, terjauh dari Bandung,” kata Kepala Desa Tegalsari Edi Jumadi.
Edi mengatakan bahwa makam keramat di desanya itu berada di area pemakaman seluas 1,5 hektare. Makam Syekh Mubarok selalu ramai dikunjungi penziarah setiap malam Jumat.
“Nah, kalau malam Jumat, rombongan peziarah banyak yang datang pakai bus-bus dari berbagai daerah. Kalau hari-hari biasa, ada peziarah sekitar 50 orang saja. Kalau hari biasa, paling sekitar 50 orang per hari,” terang Edi yang menjabat Jepala Desa Tegalsari periode 2013-2019.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, kedatangan peziarah ke makam Syekh Mubarok bisa dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Tegalsari. Makanya, Pemerintah Desa Tegalsari hendak menjadikannya sebagai destinasi wisata religi di desanya seluas sekira 284 hektare itu.
“Dengan menjadi wisata religi yang ditata dengan baik, warga sekitar bisa mendirikan warung-warung yang menjajakan makanan atau kebutuhan lain para peziarah. Dengan adanya warung-warung tersebut, sekaligus bisa jadi media untuk menjual makanan seperti keripik, dapros, tapai singkong, dan makanan lainnya yang banyak dijadikan usaha warga Desa Tegalsari,” jelas Edi.
Tahun ini, pemerintah desa juga akan mendirikan badan usaha milik desa (BUMDes). Saat ini, struktural kepengurusannya sudah disusun. Tinggal menunggu modal.
“Rencananya, BUMDes akan diisi dengan berbagai unit usaha, mulai dari simpan pinjam permodalan usaha hingga internet desa. Internet ini rencananya akan dipasangkan ke setiap rumah di tiap rukun tetangga dan warung-warung. Tujuannya, tentu untuk mempermudah masyarakat mengakses internet dan membantu meningkatkan penjualan di warung-warung kecil warga,” tutur pria berusia 48 tahun penghobi mancing itu.
Pengurus makam keramat itu, Juherudin, menjelaskan bahwa Syekh Mubarok berasal dari Yaman yang diminta Kesultanan Banten datang ke Tangerang. Syekh Mubarok yang memiliki nama lain Ki Indit itu merupakan generasi penerus penyebar agama Islam di Tangerang dari Syekh Masmas’ad, penyebar agama Islam yang makamnya di kawasan Hutan Lindung Solear, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang.
“Alhamdulillah, tempat penziarahan ini berkembang baik. Dari bangunan awalnya dengan tiang kayu, kini sudah dibangun dengan bangunan permanen,” tutur salah satu tokoh masyarakat Tegalsari itu menunjukkan bangunan dan makam Syekh. (pem/rb)