SERANG – Tiga pengusaha galian C asal Kampung Pangrango Dukuh, Desa Pengarengan, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, diserang oleh sekelompok pemuda, Senin (17/2). Penyerangan itu diduga dilatarbelakangi oleh perebutan proyek di PT Sumber Gunung Maju (SGM).
Ketiga korban itu bernama Khaerul Anwar (40), Syafuridn (45), dan Nursidi (37). Akibat penyerangan itu, Khaerul tewas. Sedangkan, Syafrudin dan Nursidi mengalami luka serius.
Informasi diperoleh, penyerangan terjadi sekira pukul 15.00 WIB. Sebelumnya, ketiga korban mengawal mobil bermuatan batu menggunakan satu sepeda motor.
Nah, saat melintas di didepan PT SGM, lima orang pemuda mengadang jalan motor korban. Saat kendaraan ketiga korban berhenti, pelaku langsung menyabet korban dengan menggunakan golok.
Ketiga korban yang mendapat serangan mendadak itu tak berkutik. Tangan, bahu, kepala, dan kaki ketiga pengusaha tersebut terluka akibat jadi sasaran golok.
Melihat ketiga korban terkapar, ketujuh pelaku kabur meninggalkan lokasi. Warga yang melihat korban teregeletak bersimbah darah membawa ketiganya ke RSUD Kota Cilegon, di Kelurahan Panggung Rawi, Kecamatan Jombang. “Warga geger. Keluarga ngelihat, ngejerit histeris,” kata Idrus, kerabat Khaerul.
Kabar penyerangan itu sampai ke telinga aparat desa. Tak lama, aparat desa yang mengetahui tiga orang pelaku pembacokan memanggil ke kantor desa. Tak lama, tiga orang pemuda berinisial N, B, dan S dijemput petugas Polres Cilegon. “Keterangan sementara, pelaku dan korban rebutan kerjaan di PT SGM itu, kita masih terus dalami motif sebenarnya,” kata Kasatreskrim Polres Cilegon Ajun Komisaris Polisi (AKP) Zamrul Aini.
Kata Zamrul, didampingi tokoh masyarakat setempat, petugas mengamankan ketiganya tanpa perlawanan.
“Tiga orang sudah diamankan. Menurut keterangan ketiga orang itu hanya mereka yang melakukan. Tetapi, dari keterangan saksi lain, pelaku berjumlah lima orang. Dua orang lagi masih kita selidiki,” ungkap Zamrul.
Dugaan sementara motif ketiga pelaku menyerang ketiga korban lantaran rebutan pekerjaan. Tetapi, Zamrul belum dapat memerincinya. “Rebutan kerjaan, tetapi pastinya masih didalami,” kata Zamrul.
Usai peristiwa itu, Zamrul mengklaim kondisi Desa Pengarengan tetap kondusif. Dia mengimbau masyarakat agar tetap tenang. “Gak usah melakukan tindakan yang akan memperburuk situasi,” ujarnya. (bam/nda/ags)