SERANG– Memasuki bulan Ramadan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Serang meningkat. Pekan lalu, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang menjaring sebanyak 29 PMKS yang sebagian besar pengemis dan pengamen.
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial (Rensos) pada Dinsos Kota Serang Asep Rian Purnama mengatakan, berdasarkan penjangkauan yang dilakukan di beberapa titik di Kota Serang ada 29 orang terjaring. “Iya ada peningkatan. Kalau bulan Ramadan. Berdasarkan data sementara ada 29 orang yang terjaring (penjangkauan-red). Rata-rata dari mereka, pengemis dan pengamen,” ujar Asep, kepada Radar Banten, Rabu (29/4).
Kata Asep, sebagian pesar PMKS didapatkan petugas berasal di lampu-lampu merah pada jalan protokol Kota Serang. Penjaringan ini dilakukan dalam rangkaian Bulan Bhakti Sosial. “Yang ada kita data. Semuanya (29 PMKS-red) itu ke depan kami akan latih mereka masing-masing atau perwakilan dari keluarga mereka untuk mendapat hidup yang mandiri,” katanya.
Asep mengatakan, PMKS yang terjaring mulai dari rentang usia anak-anak, dewasa hingga lanjut usia (lansia). “Bahkan ada yang masih di bawah umur. Jadi beraneka macam rentang usianya. Paling banyak ditemukan itu di lampu merah Ciceri dan lampu merah Sumur Pecung,” sebutnya.
Ia mengungkapkan alasan PMKS turun ke jalan tak lain memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun, sebelum adanya pandemi pun mereka berkeliaran di tempat umum. “Memang alasannya mencari nafkah rata-rata. Apalagi ini di tengah wabah Covid-19 dan di tengah Ramadan,” katanya.
Kepala Dinas Sosial Kota Serang, Poppy Nopriadi mengatakan, penjaringan dilakukan di 14 titik. Terutama di perempatan jalan dan lampu merah. Bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Perhubungan (Dishub). “Setelah dilakukan pendataan semuanya (29 PMKS-red) kita lakukan bimbingan teknis (Bimtek) berupa capacity bulding (peningkatan kapasitas) yang berorientasi potensi masing-masing,” pungkasnya. (fdr/nda)