SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo geram karena kebutuhan kedelai di Indonesia masih mengandalkan impor.
Hal itu disampaikan Syahrul usai panen kedelai di Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Rabu 14 September 2022. Hadir Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan Anggota DPR RI Komosi IV Nuraeni.
Syahrul mengatakan, kebutuhan kedelai di Indonesia sangat tinggi. Karena merupakan salah satu bahan kebutuhan pangan masyarakat. “Semua orang makan tempe, tahu, kecap, semua butuh kedelai,” katanya.
Namun, kebutuhan kedelai di Indonesia masih mengandalkan impor dari negara lain. “90 persen kita masih impor,” ujarnya.
Padahal, kata dia, Indonesia juga dapat memproduksi kedelai sendiri. Terlebih banyak wilayah yang menjadi sentra pertanian. “Kalau kita impor tapi masih bisa buat sendiri gila juga,” ujarnya.
Pihaknya mengakui kedelai impor mempunyai kualitas yang bagus dan harga yang murah. Namun, tidak ada salahnya membeli kedelai lokal dengan harga yang sedikit lebih tinggi. “Kalau buat petani kita tidak ada salahnya mahal sedikit,” ucapnya.
Ketergantungan impor itu, kata Syahrul, karena produksi kedelai yang masih minim, baru berkisar 1,5 ton sampai 2,5 ton per hektare. Karena itu, solusi satu-satunya yakni dengan meningkatkan produktivitas kedelai lokal.
“Tidak usah ada teori-teori lagi, kita langsung mulai saja, di Kabupaten Serang punya berapa hektare, ayo langsung kita kembangkan,” pungkasnya.
Reporter: Abdul Rozak