Kemudian, tanggal 1 hingga 8 April mendatang, Mufti Ali mengaku akan terbang ke Kota Den Haag, Belanda untuk mengejar arsip yang tidak bisa dia akses melalui internet.
“Mohon doanya agar rencana mulia Pemkot Cilegon dan masyarakat ini bisa dikabulkan,” ujar Mufti.
Mufti Ali sendiri menilai Ki Arsyad Thawil layak diusulkan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional lantaran kiprahnya dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda sangat nyata. Hal itu tercermin dari peristiwa Geger Cilegon itu sendiri serta dibuangnya Ki Arsyad Thawil ke Manado.
“Beliau salah satu aktivis aktif perjuangan pemberontakan masyarakat Banten melawan Belanda, itu yang mendorong Belanda kemudian segera membuat kebijakan politik etis,” ujar Mufti.
Peristiwa Geger Cilegon itu pun berdampak terhadap nasionalisme serta berubahnya kebijakan pemerintah colonial belanda terhadap kaum pribumi.
Berdasarkan jurnal lama yang ada di Manado, Ki Arsyad Thawil pun dikenal sebagai tokoh yang mampu menjaga harmoni kehidupan antar umat beragama. Kiprah beliau juga salah satunya melalui Yayasan Damai Sentosa yang didirikan olehnya sendiri.
Sementara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian menjelaskan, sudah selayaknya gelar pahlawan nasional disematkan kepada Ki Arsyad Thawil dan Ki Wasyid.