SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Provinsi Banten Aan Muawanah mengungkapkan penyebab harga telur melonjak hingga Rp31.500 per kilogram.
Menurutnya, kenaikan harga dipicu oleh supply and demand. Permintaan melebihi dari ketersediaan.
“Masih dalam suasana pascalebaran yang biasanya harga telur naik di H+ 21 – H+27 karena peralihan pola konsumsi. Selain itu ada sedikit kenaikan harga jagung di beberapa daerah walaupun tidak terlalu signifikan,” ucapnya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Senin 22 Mei 2023.
Selain itu, kenaikan harga juga dipicu oleh faktor tahun politik dan juga program Pemerintah dadakan. Hal itu menggeser ketersediaan telur yang tadinya untuk konsumen dialihkan untuk bantuan masyarakat.
“Asumsi yang lain juga karena sudah dimulainya masa-masa politik sehingga ada peningkatan pembagian nasi bungkus atau nasi kotak yang salah satu menunya telur. Kenaikan harga di Banten masih relatif terkendali dibandingkan Provinsi lain yang sudah di harga Rp 38.000, sedangkan rata-rata di Banten Rp 31.500 per kilogram,” jelasnya.
Untuk menstabilkan harga telur di pasaran, pihaknya akan memetakan harga telur di aetiap kabupaten dan kota di Banten. Daerah dengan harga tinggi akan menjadi sasaran operasi pasar.
“Daerah mana yang harganya relatif tinggi dan bertahan di harga tinggi tersebut maka perlu dilakukan operasi pasar khusus telur. Begitupun gerakan pangan murah yang menyusur perumahan atau rumah tangga yang mengalami kesulitan dalam mengakses pangan, terutama telur. Operasi pasar juga melibatkan BUMD,” tuturnya.
“Kita juga akan melakukan pemantauan ketersediaan di produsen terutama di peternakan secara langsung,” sambungnya.
Kenaikan harga telur dikeluhkan oleh Dalili. Ia yang berprofesi sebagai penjual nasi uduk di Kota Serang ini mengaku harus mengurangi pembelian telur ayam. Hal itu dilakukan karena dirinya tidak sanggup mengiringi harga telur yang melonjak jadi Rp31 ribu per kilogram.
“Berat, biasanya beli lima kilo, sekarang cuma bisa beli tiga kilo. Harganya bikin amsyong kita,” katanya.
Tak hanya telur, harga daging ayam ras juga mengalami kenaikan dengan harga mencapai Rp35 ribu per kilogram. Ia berharap harga dua komoditas ini bisa berangsur menurun.
“Sebagai penjual kami sangat keberatan, tolong pemerintah segera tangani, karena harganya terus naik,” pungkasnya.
Reporter : Yusuf Permana
Editor: Aas