TANGSEL, RADARBANTEN.CO.ID-Penghapusan tenaga honorer tinggal lima bulan dari sekarang. Jika hal itu benar-benar terlaksana, maka akan ada 12 ribu tenaga honorer Tangsel terkena imbas penghapusan ini.
Kebijakan itu dinilai akan berakibat pada terganggunya layanan publik di seluruh fasilitas milik Pemkot Tangsel.
Hal itu diutarakan pengamat kebijakan publik Teddy Meiyadi. Menurut Teddy, peran tenaga honorer di Tangsel sangat vital dalam menjalankan layanan publik, sebab jumlah honorer Tangsel lebih besar ketimbang jumlah ASN Tangsel yang jumlahnya dinilai belum ideal.
“Pelayanan publik akan terganggu jika tenaga honorer dihilangkan, dan teman-teman ANS tidak mungkin bisa mengerjakan semuanya, karena ANS sudah ada pengaturan kerjanya dan jumlahnya kurang,” ujar Teddy, di bilangan Serpong, Jumat 23 Juni 2023.
Teddy mengatakan, pemberhentian tenaga honorer tidak bisa dilakukan begitu saja, karena tenaga honorer memiliki hak yang sama layaknya tenaga kerja. “Gak bisa dong diberhentikan begitu saja, mereka kan tenaga kerja juga,” ujarnya.
Lebih jauh Teddy menegaskan kepada Pemerintah pusat jika ingin membuat aturan menyangkut keberadaan honorer, diminta untuk tidak semudah itu melakukan pecat memecat.
“Pemerintah pusat kalau buat aturan harus memikirkan mereka jangan dipecat. Itu yang penting, karena menghapus honorer juga mematikan anak istri mereka juga, jangan deh bahaya itu,” ujarnya.
Teddy mengatakan, jika penghapusan honorer jadi dilakukan, maka tidak ada hak pesangan yang akan diberikan kepada tenaga honorer. “Gak bisa dan gak ada aturan diberi pesangon kalau dihapus dan kebetulan gak ada di APBD (alokasi dana untuk pesangon honorer-red),” ujarnya.
Teddy memberi usul kepada Pemerintah pusat untuk penambahan jumlah ANS di Tangsel, disamping itu Pemkot Tangsel menghitung kebutuhan honorer secara tepat dan benar dan honorer yang dikeluarkan harus dicarikan pekerjaan baru. “Baru tuh ketemu,” ujar Teddy.
Reporter: Syaiful Adha
Editor: Abdul Rozak