SERANG,RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBPPPA) Kabupaten Serang mendesak agar polisi segera menangkap pelaku yang sudah menghamili anaknya sendiri hingga melahirkan di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang.
Pelaku berinisial AP saat ini masih belum diketahui keberadaannya lantaran melarikan diri saat diminta untuk membeli perlengkapan bayi oleh bidan yang tengah merawat bayi yang dilahirkan AS.
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak pada DKBPPPA Kabupaten Serang, Opik Piqhi, mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian, yaitu Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Serang agar segera mengusut kasus ini. Pasalnya, sampai saat ini pelaku masih belum dapat ditemukan.
“Kami berharap kepada pihak kepolisian agar pelaku ini bisa segera tertangkap guna memberikan efek jera agar kasus serupa tidak kembali terjadi di masa yang akan datang,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 18 April 2024.
Ia mengaku, pihaknya saat ini tengah fokus memberikan pendampingan dari sisi kesehatan kepada korban agar ia dapat segera pulih pasca melahirkan dan anak yang dilahirkannya bisa tetap sehat.
“Kita sudah koordinasi dengan puskesmas setelan untuk mengecek kondisi kesehatannya karena ini sedang dalam proses pemulihan. Kita juga sudah berkoordinasi dengan RSDP apabila ada kegawatan pasca melahirkan,” katanya.
Selain pendampingan kesehatan, pihaknya juga nantinya akan melakukan pendampingan saat proses hukum dan terpenting ialah pendampingan psikis kepada korban. Hal itu dilakukan agar korban bisa menghilangkan trauma yang ia alami akibat peristiwa tersebut.
“Setelah kesehatannya sudah baik sudah siap, baru kita lakukan pendampingan oleh psikolog. Semua hal nya akan didukung oleh anggaran dari dinas,” tegasnya.
Pihaknya pun memastikan agar nantinya tidak putus sekolah dan dapat mendapatkan haknya dalam hal pendidikan. “Bupati Serang sudah meng SK kan satuan gugus tugas juga penanganan korban kekerasan, termasuk psikologi dan pendidikannya. Nanti akan kita koordinasikan dengan dinas pendidikan untuk keberlanjutan pendidikannya,” pungkasnya. (*)
Editor: Agus Priwandono