LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Pemerintah sudah resmi menaikan harga eceran tertinggi (HET) beras berdasarkan kebijakan pemerintah yang diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 tahun 2024 tentang Perubahan atas Perbadan Nomor 7 tahun 2023 tentang HET Beras pada 1 Juni 2024 lalu.
Tentunya kenaikan tersebut banyak dikeluhkan oleh masyarakat karena harga beras yang semakin mahal. Pasca kebijakan tersebut saat ini harga beras medium Rp 12.500 per kilogram yang sebelumnya Rp 10.900 per kilogram. Sementara beras premium menjadi Rp 14.900 per kilogram yang sebelumnya Rp 13.900 per kilogram.
Menanggapi kenaikan tersebut, Kepala Bulog Lebak-Pandeglang menegaskan, tetap harus mengacu pada kebijakan Perbadan Nomor 5 tahun 2024 tentang Perubahan atas Perbadan Nomor 7 tahun 2023 tentang HET Beras.
“Kita mengacu kepada kebijakan Badan Pangan Nasional. Yaitu HET beras medium di angka Rp 12.500 per kilogram dan untuk beras premium di angka Rp 14.900 per kilogram,” kata Agung, Jumat 14 Juni 2024.
Diketahui harga semakin melonjak, untuk harga per karung beras dari berbagai merek dan ukuran yang mencapai Rp 350.000 – 540.000 per karungnya.
Agung mengungkapkan, memang ada kenaikan HET yang akhirnya mempengaruhi kenaikan beras di pasaran. Sehingga kenaikan HET tersebut banyak dikeluhkan masyarakat.
“Jadi memang HET ada sedikit kenaikan ya, dimana sebelumnya HET beras medium Rp 11.900 per kilogram sekarang Rp 12.500 per kilogram,” terang Agung.
Terkait penyebab kenaikan, Agung menjelaskan karena saat ini panen raya yang sudah lewat. Dampak tersebut berakibat pada harga gabah yang naik, sehingga pemerintah menaikan HET beras
“Itu mungkin juga bisa dikarenakan saat ini memang kondisi panen raya, yang sudah lewat. Sehingga harga gabah ada sedikit ada kenaikan,” tandasnya.
Sementara itu, Pedagang beras Misbah, menyebutkan harga tersebut banyak dikeluhkan masyarakat. Karena harga tersebut terlalu mahal dan memberatkan masyarakat.
“Masyarakat banyak mengeluh, karena harganya kemahalan. Karena saya juga kurang setuju karena mempengaruhi ke permintaan ya,” ujarnya.
Sementara itu, Muryati pembeli berharap harga beras di pasaran seharusnya tidak mengalami kenaikan. Menurutnya, masyarakat sudah diberatkan dengan kebijakan tersebut.
“Kalo bisa murah ya, supaya semuanya bisa terjangkau. Kalo mahal mah, paling kebeli lima sampai 10 liter ya, itu geh kalo ke beli,” tuturnya.
Ia menambahkan, terkait dengan kebijakan tersebut masyarakat terpaksa harus membeli beras karena merupakan sumber pokok.
“Ya mau gimana lagi, kalo dari sananya udh naik begini. Kalo ada rejeki mah, mahal juga harus tetep di beli,” tandasnya. (*)
Editor: Bayu Mulyana