PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Story telling atau seni bercerita telah menjadi bagian penting dalam pendidikan dan perkembangan anak selama berabad-abad.
Namun, di era digital yang serba cepat ini, tradisi ini seolah mulai terpinggirkan.
Banyak orang tua dan pendidik yang mungkin tidak lagi menyadari betapa pentingnya bercerita dalam membantu perkembangan kognitif dan emosional anak.
Menurut psikolog anak yang dirangkum oleh RADARBANTEN.CO.ID, story telling bukan sekadar menyampaikan sebuah cerita.
Lebih dari itu, story telling melibatkan pendekatan yang lebih mendalam, yakni dengan menghubungkan cerita tersebut dengan lingkungan sekitar serta keterampilan yang relevan.
Story telling dapat diterapkan mulai dari melalui cerita, anak-anak belajar memahami nilai-nilai kehidupan, mengembangkan imajinasi, dan meningkatkan keterampilan bahasa.
Ketika seorang anak mendengarkan cerita, mereka sebenarnya sedang belajar untuk berpikir secara kritis, memahami sudut pandang yang berbeda, dan membangun empati.
Penelitian menunjukkan bahwa story telling dapat memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak.
Saat orang tua meluangkan waktu untuk bercerita, anak merasa lebih diperhatikan dan dihargai. Hal ini membantu meningkatkan rasa percaya diri dan rasa aman dalam diri mereka.
Selain manfaat emosional, story telling juga memiliki dampak besar pada perkembangan kognitif.
Anak-anak yang sering mendengarkan cerita memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik, termasuk dalam hal kosakata dan kemampuan menyusun kalimat.
Mereka juga cenderung memiliki keterampilan membaca yang lebih kuat dan lebih cepat berkembang dibandingkan anak-anak yang jarang mendengarkan cerita.
Manfaat story telling bukan hanya dirasakan oleh anak-anak.
Banyak orang tua dan pendidik yang merasakan bahwa kegiatan ini juga memperkaya diri mereka.
Di balik setiap cerita, ada kesempatan untuk belajar, bertanya, dan tumbuh bersama.
Maka, meskipun dunia terus berubah, seni bercerita tetap memegang peranan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.
Berikut ini tip bagaimana mengajari anak-anak agar mampu memiliki keterampilan bercerita:
1. Biasakan mendongeng kepada anak.
Anak adalah peniru yang baik. Jadi, biasakan membacakan cerita atau mendongeng kepada mereka.
Kemudian gunakanlah intonasi dan mimik terbaik saat bercerita kepada anak karena anak akan menyerap dan mempraktikkan keterampilannya itu.
2. Kenalkan pada buku bacaan bermutu.
Berikan bahan bacaan berkualitas sesuai dengan umur mereka, sebagai contoh penulis cerita anak dengan karya-karya yang juga memukau.
3. Biarkan mereka memilih cerita mereka sendiri.
Secara berkala ajak anak ke toko buku dan perpustakaan. Kemudian, di tempat tersebut berikan kebebasan kepada mereka untuk memilih buku cerita yang disukainya.
Membaca buku yang mereka minati pasti akan lebih berkesan daripada dipilihkan orang lain.
4. Berikan kesempatan bercerita secara berkala.
Setelah membaca, berikan kesempatan kepada mereka untuk mengasah keterampilan mereka.
Minta mereka menceritakan kembali kisah yang telah mereka baca.
Namun, berikan juga peluang untuk menceritakan imajinasi mereka sendiri yang tidak berdasar bacaan. Dengan demikian untuk tidak tidak lupa memberikan apresiasi setelah mereka selesai bercerita.
Editor: Agus Priwandono