TANGSEL, RADARBANTEN.CO.ID-Nama Ruhamaben tidak banyak diperbincangkan orang didalam konstelasi Pilkada Tangsel. Namanya bahkan tenggelam oleh riuhnya pencalonan Ahmad Riza Patria-Marshel Widianto dan kembali majunya petahana Benyamin-Pilar.
Namun, di akhir masa pendaftaran bakal calon Walikota Tangsel, konstelasi politik berubah drastis. Ahmad Riza Patruia -Marshel Widianto menyatakan mundur dari pencalonan, kemudian partai pengusung keduanya berbondong-bondong mendukung Benyamin-Pilar.
Dua hari menjelang dibukanya pendaftaran bakal calon Walikota Tangsel oleh KPU, Ruhamaben-Shinta Wahyuni Chairuddin dideklarasikan PKS maju menantang Benyamin-Pilar. KPU Tangsel kemudian menetapkan 2 pasangan calon (paslon) mengikuti kontestasi, yakni Benyamin-Pilar dan Ruhamaben-Shinta.
Kepada RADARBANTEN.CO.ID Ruhamaben mengaku awalnya tidak berencana maju di Pilkada Tangsel. Menurutnya, penunjukan dirinya oleh DPP PKS untuk maju di Pilkada Tangsel dilakukan pada last minute penutupan pendaftaran ke KPU Tangsel.
“Kalau saya secara pribadi tidak ada rencana untuk maju, cuma melihat situasi seperti ini dan diminta DPP PKS, maka kita menyiapkan diri,” ujar Ruhamaben melalui telepon kepada RADARBANTEN.CO.ID, Selasa 3 September 2024.
Menurut Ruhamaben, alasan DPP PKS mengutusnya maju di Pilkada Tangsel karena adanya konstelasi politik nasional dan konstelasi politik di Provinsi Banten yang mengubah jalannya peta politik jelang pendaftaran.
Menurut dia, awalnya PKS sudah menyepakati berkoalisi dengan Koalisi Banten Maju, dan disepakati bahwa PKS tidak akan mengajukan kadernya di Pilkada Tangsel.
Namun, dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) merubah situasi dan perkembangan politik secara cepat dan dinamis. “Karena PKS hampir di seluruh daerah memiliki suara diatas 4,5 persen, maka sebenarnya di seluruh daerah kita bisa maju,” ujarnya.
Selain itu, ia mengungkap, majunya Ruhamaben-Shinta juga diinisasi oleh besarnya aspirasi kader yang meminta DPP PKS mengusung kader sendiri di Pilkada Tangsel, mengingat dibukanya keran pendafataran oleh MK.
“Seluruh kader mempertanyakan kenapa kok dua-duanya Gerindra, masak PKS gak ada kadernya yang maju, nah putusan MK semakin men-trigger desakan agar kita memajukan calon. Kira-kira begitu awalnya saya mencalonkan diri di Pilkada Tangsel,” ujarnya.
Ruhamaben mengaku tidak gentar menghadapi nama besar Benyamin-Pilar. Menurutnya, ia juga memiliki modal dasar yang cukup dipertimbangkan, karena bukan kali ini saja mengikuti Pilkada Tangsel, ia juga pernah menjabat Wakil Ketua DPRD Tangsel, dan Direktur Keuangan di PT PITS.
“Jadi oleh DPP PKS mungkin memenuhi syarat membantu masyarakat Tangsel, menjadi opsi pilihan warga. Mungkin seperti itu dugaan saya,” jelasnya.
Editor : Merwanda