SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pengidap diabetes di Kota Serang mengalami kenaikan signifikan, dari tahun 2023 ke tahun 2024.
Di tahun 2023, terdapat 5.600 jiwa yang menderita penyakit diabetes. Di tahun 2024 hingga periode Agustus, terdapat lonjakan sebanyak 17.104 jiwa.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, selain lansia, ratusan remaja juga mengidap diabetes yang didominasi oleh perempuan.
Seperti di tahun 2023, sebanyak 65 jiwa dengan rentang usia 15-24 terkena diabetes, terdiri dari 4 orang laki-laki, dan 61 orang perempuan.
Di rentang usia 25-34, terdapat 579 jiwa mengidap diabetes, terdiri dari, 264 laki-laki, dan 315 perempuan. Kemudian di tahun 2024, ditemukan anak di bawah umur sudah terkena diabetes melitus, dengan usia di bawah 15 tahun sebanyak 44 orang. Terdiri dari, 8 laki-laki dan 36 perempuan.
Sementara di usia 15 tahun hingga 59 tahun, merujuk data Dinkes, terdapat 10.692 orang, terdiri dari laki-laki 3.938 dan perempuan 6.754 orang. Selanjutnya di usia 59 tahun ke atas, terdapat 6.527 jiwa, terdiri dari 2.784 laki-laki, dan 3.743 perempuan.
Berdasarkan keterangan Dinkes, banyaknya anak muda yang terkena diabetes, akibat dari pola hidup yang tidak sehat. Selain itu, terdapat pula keturunan genetik dari orangtuanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Serang, Ratu Ani Nuraeni mengatakan, data yang dimiliki oleh Dinkes dan BPS berbeda.
Pasalnya, pada data BPS di tahun 2023, terdapat kurang lebih 13 ribu jiwa yang terkena diabetes. Menurutnya, data tersebut merupakan target pelayanan, dan bukan data penyakit diabetes melitus
“Target pelayanan, bukan data penyakit diabetes meletus. Jadi 13 ribu itu adalah sasarannya. Untuk data penyakit diabetes di tahun 2023 ada 5.600 jiwa, sedangkan untuk tahun ini per Agustus ada 17.104 jiwa,” kata Ani.
Menurut Ani, meningkatnya kasus diabetes melitus di Kota Serang, karena terdapa dua jenis, yakni tipe satu dan tipe dua.
“Tipe satu biasanya bisa kita deteksi di anak-anak, dan itu lebih ke pada faktor genetik (keturunan). Kalau tipe dua karena faktor pola hidup yang kurang sehat,” kata Ani.
Editor: Mastur Huda