PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kondisi Sub Terminal tipe C Kadubanen, Pandeglang, tampak tak terawat dan menimbulkan kesan tidak enak dipandang.
Fasilitas umum yang seharusnya menjadi tempat nyaman bagi masyarakat kini terlihat kumuh dan tidak terurus.
Salah satu warga, Firman, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Terminal Kadubanen yang terlihat kurang terawat. Menurutnya, bagian depan terminal dipenuhi ilalang dan rumput liar, sehingga menimbulkan kesan rimbun dan tidak terurus.
“Ya, ngeliatnya kurang enak aja. Banyak tumbuhan ilalang, kalau ngeliat dari depan kayak enggak terawat,” ungkap Firman, 15 Oktober 2024.
Kepala Seksi Pengelolaan Terminal pada Dinas Perhubungan (Dishub) Pandeglang Suhaedi mengatakan alasan dibalik buruknya perawatan terminal tersebut pihaknya tidak memiliki anggaran khusus untuk melakukan perawatan rutin di Sub Terminal Kadubanen.
“Itu saya tidak bisa menyampaikan harusnya sudah terbukukan seperak pun tidak ada itu adanya di kantor, yang diakhir tahun ini biasanya di bulan Desember artinya perawatan itu ya setiap hari idealnya,” katanya
Ia menampik tudingan kurangnya perawatan Terminal Kadubanen. Ia menjelaskan bahwa pihaknya melakukan pembersihan di sekitar terminal setiap dua bulan sekali. Namun, saat ini pembersihan tidak dilakukan setiap bulan karena kondisi anggaran yang terbatas.
“Insya Allah awal Desember kita akan babat semua pembersihan terminal. Itu juga rutin, cuma kami juga harus mengukur kondisi dan sebisa-bisanya saja,” ucapnya.
Ia menjelaskan perawatan terminal terbagi menjadi dua area, yakni koridor dalam dan luar yang pasti dilalui atau digunakan masyarakat.
“Kantor posisi area koridor yang dilalui kendaraan atau dipakai masyarakat, kurang lebih 5 hektar luas di Terminal Kadubanen yang menjadi tanggung jawab kami,” jelasnya.
Menurutnya, perawatan ini sangat penting untuk menunjang kenyamanan pelayanan. Ia menambahkan, meskipun saat ini kondisi terminal sudah nyaman, namun belum sepenuhnya maksimal.
“Alhamdulillah, sudah nyaman sekarang, cuman belum maksimal,” pungkasnya.
Editor: Abdul Rozak