BANDUNG,RADARBANTEN.CO.ID–Untuk mendorong implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten menggelar Rakorwil Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di wilayah Provinsi Banten.
Rakorwil itu diikuti sembilan pemerintah daerah (pemda) se Provinsi Banten. Dalam Rakorwil itu, BI Banten mengajak sembilan pemda di Banten untuk sharing knowledge dan experience ke Jawa Barat.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Banten Ameriza M Moesa berharap kegiatan sharing ini menjadi referensi baru bagi pemda di Banten. “Kegiatan ini sangat produktif memberikan inspirasi dan motivasi kepada seluruh pemda di Banten. Betapa digitalisasi, terutama di pemerintahan adalah sebuah keniscayaan. Memang harus segera diimplementasikan. Khususnya untuk meningkatkan PAD,” ujar Ameriza.
Kata dia, digitalisasi akan mengoptimalkan PAD. Selain itu, digitalisasi di transaksi keuangan pemda adalah sebuah tuntutan dari berubahnya prilaku masyarakat, misalnya GenZ yang jarang membawa uang tunai.
Ameriza melihat, secara umum, perkembangan ETPD di Banten sudah positif. Namun, masih ada area-area yang sebenarnya dapat dioptimalkan, khususnya pemanfaatan kanal digital, terutama retribusi.
Dari beberapa jenis retribusi, hanya sebagian kecil yang menggunakan digitalisasi. Ia mengungkapkan, tantangan ETPD di Banten adalah literasi keuangan digital masyarakat yang masih di bawah 70 persen.
Diharapkan dengan Rakorwil ini, masing-masing pemda dapat segera menyesuaikan roadmap. Apalagi, ada ketentuan baru bahwa pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor yang menjadi primadona PAD dialihkan ke pemerintah kabupaten/kota.
“Harus menuntut penyesuaian roadmap. Dan segera susun rencana aksinya,” terang Ameriza. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menyambut baik pemda Banten.
“Minta untuk sharing sedikit menyampaikan experience ya, pengalaman. Kebetulan Jawa Barat saat ini untuk percepatan perluasan digitalisasi daerah salah satu yang terdepan. Dan saya kira Banten juga sama lah tinggal menunggu waktu tahun depan kita akan sama-sama ya bertumbuh,” ujarnya.
Sehingga, lanjut Herman, outcome benefit impact-nya adalah perekonomian Banten dan Jawa Barat akan jauh lebih baik. Ia mengatakan, digital ini adalah tools atau alat, bukan tujuan.
“Tujuannya adalah bagaimana mensejahterakan masyarakat. Kita ketahui bahwa saat ini kan masyarakat, kalau bisa cepat kenapa harus lama. Kan begitu lebih cepat kan lebih baik,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, digitalisasi mempunyai kelebihan dibandingkan konvensional. Misalnya masyarakat bisa mengambil keputusan cepat ya karena bisa mengakses dinamika di pasar.
“Petani misalnya mau menjual gabah dia bisa real time melihat harga beras di pasar seperti apa. Sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan apakah dikeluarkan hari ini atau nunggu seminggu lagi dan sebagainya yang pada akhirnya petani akan meningkat ekonominya karena dia bisa menjual dengan baik,” terangnya.
Reporter : Rostinah
Editor: Agung S Pambudi