LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Sepanjang 2024, ada ratusan warga di Kabupaten Lebak digigit ular.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak mencatat, dari Januari sampai Oktober 2024, sebanyak 699 warga digigit ular, dimana 141 di antaranya diobati dengan obat anti bisa ular. Tidak ada korban jiwa atau meninggal akibat gigitan ular.
“Untuk di Lebak tahun 2024 tidak terlaporkan meninggal karena gigitan ular. Karena pada umumnya di Lebak kasus paling sering dan terberat karena gigitan ular tanah. Walaupun jarang sekali menyebabkan kematian, tapi bisa menimbulkan kecacatan, karena itu bila terkena gigitan ular sebaiknya segera bawa berobat ke Puskesmas terdekat,” kata Plt Kepala Dinkes Lebak, Budhi Mulyanto, Selasa, 5 November 2024.
Pada musim penghujan maupun masa tanam, Budhi mengimbau kepada petani untuk mewaspadai adanya serangan ular berbisa.
“Selama musim penghujan maupun peralihan kita tetap mewaspadai karena banyak warga yang membuka ladang atau huma. Untuk sampai saat ini kami belum mendengar adanya Puskesmas sampai kehabisan stok ABU (Anti Bisa Ular). Saat ini stok obat ABU ada 78 lagi. Penggunaan ABU sangat menurun. Artinya hanya kasus-kasus tertentu saja yang memerlukan tindakan dengan ABU,” kata Direktur RSUD Adjidarmo ini.
Sebelumnya DPRD Kabupaten Lebak meminta Dinkes untuk memastikan obat anti berbisa ular tersedia di seluruh Puskemas di Kabupaten Lebak.
Obat anti bisa ular merupakan salah satu elemen obat yang paling vital untuk tersedia di Puskesmas.
“Kami telah mengingatkan agar Dinkes Lebak mempersiapkan atau memastikan bila obat ABU benar-benar telah tersedia di puskemas,” ujar ketua DPRD Lebak, Juwita Wulandari, Selasa, 5 November 2024.
Editor: Agus Priwandono