SERANG,RADARBANTEN.CO.ID- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Serang mencatat ada sebanyak enam perusahaan yang mengajukan surat keterangan penutupan operasional perusahaan.
Tutupnya enam perusahaan tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi keuangan perusahaan yang mengalami pailit hingga persoalan-persoalan lainnya.
Berdasarkan data dari Dinas Ketenagaan dan Transmigrasi (Disnakertras) Kabupaten Serang enam perusahaan tersebut ialah PT Century Metalindo, PT Hwa Hok Steel, Cikande Harvest International, PT Primajaya Multicon, PT Dian Swastatika Sentosa serta PT Citra Buana Unggul.
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Pada Disnakertans Kabupaten Serang, TB Ana Supriatna mengatakan, di tahun 2024, pihaknya telah menerima surat pemberitahuan mengenai tutupnya perusahaan perusahaan tersebut.
“Mereka memberitahukan bahwa sudah berhenti secara operasional. Dari surat itu mereka sudah menyatakan tutup,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Minggu 12 Januari 2024.
Ia menjelaskan ada sejumlah faktor yang menyebabkan perusahaan-perusahaan tersebut tutup. Seperti PT Century Metalindo merupakan pabrik pelebur baja yang beralamat di Kecamatan Cikande. Pabrik ini tutup akibat bahan baku yang mahal.
“Untuk PT Century, saat ini hanya ada 9 pegawai yang tersisa, staf, security. Mereka bertugas untuk menjaga aset. Jadi sudah tidak ada operasional,” ujarnya.
Lalu perusahaan lain yang juga pabrik peleburan baja di Kecamatan Cikande yakni PT Hwa Hok Steel. PT Hwa Hok Steel ditutup lantaran memproduksi baja dibawah standar SNI. Bahkan penutupan perusahaan dilakukan langsung oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
“Perusahaan lain di Cikande yang tutup yakni Cikande Harvest International Perusahaan produsen asam sulfat. Lalu, ada juga pabrik produsen bata ringan yang tutup yakni PT Primajaya Multicon. Perusahaan yang ada di Kecamatan Jawilan ini tutup akibat pesanan yang menurun,” terangnya.
Selain perusahaan yang berada di wilayah Cikande dan Jawilan, ada pula perusahaan energi di wilayah Kragilan yang tutup yakni PT Dian Swastatika Sentosa.
“Perusahaan ini ada di dalam lokasi dengan PT Indah Kiat. Dari surat yang kita terima ini statusnya penonaktifan. Mengenai kelanjutannya kita belum dapat perkembangan,” ujarnya.
ia mengatakan, ada faktor lain juga yang mengakibatkan tutupnya enam perusahaan. Faktor tersebut ialah kondisi perekonomian dunia yang belum menentu pasca Covid-19 serta karena peperangan yang terjadi.
“Pengaruhnya saat covid, banyak perusahaan yang menawarkan pengunduran diri untuk efisiensi karena keuangan perusahaan tidak menentu. Lalu perekonomian global yang terganggu karena ada peperangan di timur tengah dan di Rusia-Ukraina,” terangnya.
Ana mengaku, belum mendapatkan informasi secara menyeluruh mengenai jumlah pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat tutupnya enam perusahaan tersebut. Pihaknya masih memberikan waktu hingga pertengahan bulan Januari untuk melaporkan data PHK.
“Kita masih menunggu dari perusahaan-perusahaan melaporkan pekerja yang mengalami PHK. Rata-rata mereka sudah melakukan efisiensi pekerja sejak beberapa waktu laku,” pungkasnya.
Editor: Bayu Mulyana