LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID – Pemkab Lebak optimis buah – buahan asal kabupaten lebak, akan masuk ke pasar global. Apalagi, kualitas rasanya tidak kalah oleh buah – buahan impor. Buah unggulan Lebak diantaranya manggis, rambutan tangkue, durian, pisang galek dan pepaya.
“Alhamdulilah, buah – buahan asal lebak semakin diterima di pangsa pasar. Apalagi, buah – buahan asal lebak tidak memakai atau menggunakan bahan pengawet dan masih segar,” ujar Kepala Dinas Pertanian Rahmat, Senin 27 Januari 2025.
Untuk menopang agar buah unggulan asal Lebak diketahui masyarakat luas saban taun pemkab Lebak menggelar kontes buah. Dengan tujuan untuk mengetahui buah unggul di daerah dan memotivasi para petani agar dalam mengelola tanaman buah lebih intensif.
“Kualitas buah lokal asal Lebak tidak kalah dengan buah lokal yang ada di daerah lain, khusunya di Banten. Tentunya, bila terpublikasi dengan baik dan kualitas buah dapat terjaga kedepan buah – buahan asal lebak menjadi raja dan menguasai pasar buah di Lebak, Banten dan Indonesia,” katanya.
Menurutnya, selain sumber daya alam di Lebak sangat mendukung juga tranaportasi di Lebak juga kini turut mendukung mulai moda transpirtasi masal KRL, jalan Tol Rangkas sehingga memudahkan untuk dipasarkan.
Dia optimis buah unggulan Kabupaten lebak sangat berpotensi dapat menopang perekonomiam masyarakat. Bila dikembangkan bagian dari dukungan visi Pemkab lebak yaitu menjadikan Kabupaten Lebak sebagai destinasi wisata unggulan nasional berbasis potensi lokal.
“Ini salah satu upaya pemkab lebak mengenalkan pangan dan buah kepada halayak luas. Dimana Lebak memiliki banyak kekayaan alam, sumber pangan termasuk buah lokal,” ujarnya.
Dia mengatakan, komoditas buah unggulan yang dimiliki kabupaten lebak memiliki kualitas rasa yang diakui masyatakat luas diantaranya rambutan aceh tangkue, durian, pisang galek, pepaya, manggis dan buah – huahan lainnya.
“Pemerintah daerah terus memonitoring budi daya buah para petani agar kedepannya terus lebih baik lagi, sehingga Lebak memiliki buah yang berkualitas sama dengan daerah lain di Indonesia,” tuturnya.
Editor: Bayu Mulyana