SERANG,RADARBANTEN.CO.ID – Kurang dari sebulan lagi, umat Islam akan menyambut bulan Ramadan 2025. Bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadan tahun lalu, penting untuk mengetahui kapan batas akhir untuk menggantinya agar tidak terkena kewajiban tambahan.
Kapan Batas Akhir Qadha Puasa?
Dalam ajaran Islam, puasa Ramadan yang tertinggal harus diganti sebelum Ramadan berikutnya tiba. Dengan kata lain, seseorang memiliki waktu hingga hari terakhir bulan Sya’ban untuk menunaikan qadha puasanya.
Jika hingga awal Ramadan 2025 utang puasa masih belum terbayar, maka qadha tetap harus dilakukan setelah Ramadan selesai.
Namun, ada konsekuensi tambahan, yaitu kewajiban membayar fidyah. Fidyah ini berupa memberikan makanan kepada fakir miskin sebanyak tiga kali sehari untuk setiap hari puasa yang belum diganti.
Pandangan Ustaz Abdul Somad tentang Qadha Puasa
Dalam sebuah kajian di YouTube, Ustaz Abdul Somad (UAS) menegaskan bahwa batas akhir qadha puasa adalah sebelum Ramadan tahun berikutnya dimulai.
“Batasnya kapan? Sampai Ramadan tahun ini,” ujar UAS.
Beliau juga menyarankan agar mengganti puasa di bulan Sya’ban, terutama pada hari Senin, karena ada tiga keutamaan yang bisa didapat sekaligus:
1. Hutang puasa Ramadan terlunasi.
2. Mendapat pahala puasa sunnah Sya’ban.
3. Meraih pahala puasa sunnah Senin.
Menurut UAS, cukup dengan satu niat, yaitu niat mengganti puasa Ramadan. Secara otomatis, seseorang akan memperoleh keutamaan lainnya tanpa perlu melafalkan niat terpisah.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Puasa Belum Diganti hingga Ramadan?
Jika Ramadan sudah tiba tetapi masih ada utang puasa dari tahun sebelumnya, maka puasa tetap harus diganti setelah Ramadan berakhir. Namun, sebagai bentuk tanggung jawab tambahan, seseorang juga wajib membayar fidyah.
Fidyah yang diberikan harus mencakup makan lengkap, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam, untuk setiap hari puasa yang belum terganti.
Oleh karena itu, bagi yang masih memiliki utang puasa, sebaiknya segera menggantinya sebelum Ramadan tiba agar tidak terbebani dengan fidyah.
Editor: Abdul Rozak