CILEGON,RADARBANTEN.CO.ID – Ilastri terbaring di salah satu ranjang perawatan ruang cuci darah Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon.
Tangan kirinya terlihat ditusuk jarum yang tersambung dengan selang transparan kecil.
Perempuan kelahiran Serang 1978 itu terlihat cukup rileks dengan sandaran bantal empuk berwarna biru muda di kepalanya.
Senyum beberapa kali terlihat menghiasi wajah ibu dua anak tersebut.
Jumat, sekira pukul 10.00 WIB, Ilastri sedang menjalani prosedur cuci darah. Sudah ratusan kali perempuan berkerudung itu menjalani prosedur tersebut agar bisa bertahan dari penyakit gagal ginjal yang dideritanya.
Saking banyaknya, Ilastri lupa persis sudah keberapa kali cuci darah. Ia memperkirakan sudah lebih dari 120 kali menjalani pelayanan medis tersebut.
Yang diingatnya, prosedur cuci darah pertama kali dijalaninya pada Agustus 2023 lalu.

Dalam satu minggu, mantan karyawan salah satu pusat perbelanjaan di Kota Cilegon itu harus dua kali cuci darah, yaitu Selasa dan Jumat.
“Sudah akrab sama dokter dan perawatnya juga, sudah kaya keluarga saja,” tutur Ilastri menggambarkan seberapa seringnya Ia menjalani cuci darah di RSKM.
Biaya cuci darah dan konsultasi kesehatan seluruhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Semua gratis, kalau umum kan lumayan. Bersyukur ada BPJS (Kesehatan-red), cuci darah jadi leluasa,” ungkap Ilastri.
Status peserta BPJS Kesehatan kelas tiga tak membuat Ilastri mendapatkan perbedaan pelayanan di RSKM.
Setelah berhenti bekerja, Ilastri menjadi peserta BPJS Kesehatan Mandiri. Meski hanya kelas tiga, perempuan asal Kecamatan Grogol, Kota Cilegon ini mengaku mendapatkan pelayanan sangat baik dari lapisan tenaga kesehatan di RSKM.
Ia mengaku mendapatkan pelayanan yang sangat baik, bahkan kerap diingatkan agar tak lupa cuci darah.
Tak ada cerita perawat judes, dokter cuek, atau pelayanan semaunya selama kurang lebih dua tahun menjalani cuci darah bermodalkan BPJS Kesehatan di RSKM.
“Selama ini dimudahkan, kontrol juga alhamdulillah, ini juga langsung dilayani dengan baik,” tuturnya.

Ilastri sangat beruntung terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, karena jika tak ditanggung, Ia harus mengeluarkan biaya sekira Rp800 ribu untuk sekali cuci darah.
Artinya, dalam satu minggu, jika tanpa BPJS Kesehatan, Ilastri harus mengeluarkan uang sekira Rp1,6 juta untuk menjalani prosedur tersebut.
Karena itu, Ia berharap program BPJS Kesehatan tetap berjalan. Ilastri tak bisa membayangkan nasibnya jika program ini dibubarkan.
“Jangan dong, jangan geh pak dari mana uangnya buat cuci darah, yang mau dijual apa, gak ada yang dijual,” pungkas Ilastri.
Selain kepada BPJS Kesehatan, Ilastri berterima kasih kepada pihak RSKM dan juga peserta BPJS Kesehatan lainnya. Karena berkat semua pihak Ia masih bisa bertahan dari penyakit yang dideritanya selama ini. (*)