TANGSEL, RADARBANTEN.CO.ID – Pemeriksaan kesehatan apakah anak kekurangan zat besi atau tidak lebih dini penting dilakukan oleh orang tua.
Ahli gizi, Siti Hanifah, S.Gz mengatakan, banyak orang tua yang masih belum memahami dan menganggap kondisi kekurangan zat besi bukanlah hal yang penting bagi anak.
Padahal, menurutnya, dampak kekurangan zat besi pada anak sangat berpengaruh pada kognitif anak ke depannya.
“Jika dibiarkan, kekurangan zat besi pada anak dapat menghambat perkembangan daya pikir anak seperti fokus dan aktif belajar yang nantinya berpengaruh pada menurunnya kualitas hidup anak,” ujarnya, Senin, 3 Maret 2025.
“Orang tua juga perlu melakukan skrining lebih awal (pemeriksaan kesehatan) kekurangan zat besi atau konsultasi ke tenaga ahli sebagai salah satu pencegahan kekurangan zat besi pada anak,” tambahnya.
Saat ini, menurut Siti Hanifah, satu dari tiga anak Indonesia masih mengalami kekurangan zat besi.
“Beberapa faktor menjadi pemicu kondisi kekurangan zat besi seperti kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan penyerapan zat besi yang buruk,” ujarnya.
Untuk itu, sambung Siti Hanifah, penting memastikan anak-anak mendapatkan asupan zat besi yang cukup melalui makanan yang kaya akan zat besi seperti daging, ikan, telur, atau sayuran hijau.
“Jika diperlukan atau disarankan oleh dokter anak, susu pertumbuhan dapat menjadi salah satu sumber tambahan gizi untuk mencegah kekurangan zat besi pada anak-anak,” ungkapnya.
Editor: Agus Priwandono











