PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID-Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten Wahyu Supriyo Winurseto mengungkapkan kalau pembangunan Proyek Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi 3 ruas Cileles-Panimbang kekurangan dana Rp4,3 Triliun.
Pernyataan itu disampaikan Kepala BPJN seusai mengikuti rapat koordinasi progres Jalan Tol Serang-Panimbang di Pendopo Bupati Pandeglang.
Kekurangan dana Rp4,3 Triliun ini terjadi karena Kementerian Keuangan belum kunjung mencairkan dana Pinjaman Dalam Negeri (PDN) untuk menyelesaikan Proyek Strategis Nasional yaitu Jalan Tol Serang Panimbang yang seksi 3. Besaran biaya proyek jalan Tol Seksi 3 kurang lebih Rp5,1 Triliun yang bersumber dari PDN.
PDN belum dicairkan dari awal bulan Januari 2025. Hal itu berdampak besar terhadap progres pengerjaan proyek jalan Tol yang tidak bisa gas pool.
Selain itu berdampak juga terhadap pembayaran kontraktor yang sampai saat ini kurang lebih Rp200 miliar belum terbayarkan untuk upah karyawan.
Dampak lainnya, apabila sampai Bulan Mei 2025 belum juga kunjung cair maka akan progres pengerjaan jalan tol akan berjalan molor. Target saat ini proyek jalan tol selesai konstruksi pada kuartal dua tahun 2026 atau bulan Juni 2026.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten Wahyu Supriyo Winurseto merasa khawatir, pengerjaan Proyek jalan Tol Serang-Panimbang tidak selesai tepat waktu.
“Karena anggaran PDN (Pinjaman Dalam Negeri) sebesar Rp4,3 Triliun belum cair sampai bulan April ini,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, di Pendopo Bupati Pandeglang, Selasa, 29 April 2025.
Anggaran PDN totalnya Rp5,1 Triliun untuk menyelesaikan pengerjaan proyek Jalan Tol Serang Panimbang Seksi 3 ruas Cileles-Panimbang. Namun pada tahun 2024 baru mencairkan Rp800 Miliar.
“Jadi masib kurang Rp4,3 Triliun yang belum dicairkan. Seharusnya bulan Januari sudah bisa dicairkan namun sampai sekarang belum,” katanya.
Wahyu berharap, anggaran PDN dapat segera dicairkan. Berdasarkan informasi diterima kemarin baru ditandatangani oleh Menteri Keuangan.
“Semoga saja bisa segera dicairkan. Paling lambat di bulan Mei kalau belum juga maka khawatir akan berdampak terhadap hasil pengerjaan tidak sesuai target,” katanya.
Wahyu mengaku, kalaupun belum cair, tapi pihaknya masih jalan terus. Tapi kecepatannya berkurang.
“Kita tetap masih kerja, tapi tidak bisa gas pol,” katanya.
Pengerjaan tidak bisa gas pol karena memang dikerjakan oleh pihak kontraktor yang saat ini belum mendapatkan pembayaran untuk upah kerja karyawannya mencapai Rp200 Miliar.
“Namun pihak Kontraktor masih melakukan pekerjaan. Masih survrive, ada yang dikerjakan dikerjakan dahulu oleh temen temen,” katanya.
Reporter : Purnama Irawan
Editor: Agung S Pambudi