PANDEGLANG,RADARBANTEN.CO.ID-Akademisi sekaligus pengamat politik Universitas Mathla’ul Anwar Eko Supriatno menyoroti fenomena pejabat Pemkab Pandeglang yang akan eksodus ke Provinsi Banten. Pejabat yang akan eksodus menjadi ASN Provinsi Banten mulai dari eselon IV, Eselon III hingga eselon II.
Menurut Akademisi Universitas Mathla’ul Anwar Eko Supriatno, fenomena eksodus sejumlah pejabat Pemkab Pandeglang ke Pemprov Banten harus dibaca lebih dari sekadar pengembangan karir.
“Ini mengindikasikan adanya dua hal penting. Pertama, ketidak puasan struktural terhadap pola pembinaan karir di tingkat kabupaten dan kedua, daya tarik provinsi yang lebih menjanjikan jenjang karir,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Minggu, 27 April 2025.
Selain jenjang karir data tarik ke provinsi yaitu akses kekuasaan, dan tentu saja, insentif politik yang lebih besar. Namun demikian, perlu diwaspadai, bila proses ini tidak dikelola dengan prinsip meritokrasi yang ketat.
“Maka migrasi pejabat ini berisiko melanggengkan budaya birokrasi pragmatis. ASN berpindah bukan karena kompetensi, melainkan karena jaringan dan kepentingan politik, ini jelas bertentangan dengan semangat reformasi birokrasi,” katanya.
Eko memberikan saran kepada Pemkab Pandeglang, agar perlu melakukan refleksi. Mengapa pejabat potensialnya merasa perlu ‘meninggalkan kapal.
“Sementara Pemprov Banten juga harus memastikan bahwa seleksi terbuka (open bidding) bukan menjadi formalitas belaka, tetapi betul-betul menjadi arena adu kualitas, profesionalisme, dan integritas aparatur. Birokrasi sehat lahir bukan hanya dari mobilitas ASN, tapi dari kultur yang adil, bersih, dan berorientasi pelayanan,” katanya.
Eko menegaskan, birokrasi yang sehat lahir dari kompetisi, bukan koneksi. Migrasi ASN tanpa reformasi hanya memindahkan masalah, bukan menyelesaikannya.
“Ketika karir ditentukan oleh jaringan, maka meritokrasi tinggal slogan. Mobilitas ASN harus berbasis prestasi, bukan kompromi politik, karena pengembangan karir sejati lahir dari sistem yang adil, bukan dari pelarian struktural,” katanya.
Reporter : Purnama Irawan
Editor: AGung S Pambudi