LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Hingga pertengahan atau atau Juni 2025, kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi warga Kabupaten Lebak. Meskipun trennya diprediksi menurun dibanding tahun 2024 lalu yang mencapai 3.038 dan 10 orang meninggal.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak mencatat sampai Juni 2025 DBD mencapai 367 kasus dan 1 orang meninggal dunia.
Puskesmas Rangkasbitung paling banyak ditemukan kasus DBD mencapai 42 kasus, Puskesmas Malingping 32 kasus dan Puskesmas Bayah 26 kasus DBD.
“Meskipun DBD trennya ada penurunan kasus kami terus meningkatkan kewaspadaan terutama saat musim cuaca ekstrem seperti saat ini,” kata Kasi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Lebak Rohmat Puji Raharjo, Kamis 3 Juli 2025.
Dia mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan edaran kepada puskesmas untuk menggalakan promosi kesehatan, terutama penanganan DBD di wilayah puskesmas yang cukup tinggi DBD nya. Hal ini untuk mengantisipasi melonjaknya DBD.
“Masyarakat optimalkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M Plus secara rutin 1 minggu sekali. Seperti menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup dan mendaur ulang barang bekas serta plus yaitu menggunakan lotion anti nyamuk, larvasida di tempat penampungan air yang sulit untuk dikuras memasang kasa nyamuk dll, serta melakukan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
Menurutnya, salah satu faktor penyebabnya masih tingginya kasus DBD selain musim penghujan dan cuaca ekstrem juga dipengaruhi faktor kebersihan lingkungan.
“Kami terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah DBD salah satunya melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M Plus. Kegiatan PSN lebih efektif untuk Pencegahan, bukan dengan fogging karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja, tapi tidak menyelesaikan permasalahan,” jelasnya.
Reporter: nurabidin
Editor: Agung S Pambudi