PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Sebanyak 80 Kepala Keluarga di Desa Kadubadak, Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang mengalami krisis air bersih di bulan Juli 2025. Krisis air bersih terjadi karena sumber mata air dari sumur bor maupun air permukaan mengering karena kemarau atau tidak ada hujan selama satu bulan.
Camat Angsana Acep Jumhani mengatakan, saat ini terdapat dua kampung mengalami krisis air bersih.
“Yaitu di Kampung Cijolang dan Kampung Lemahsari, Desa Kadubadak. Yang kemarin dari kepala desanya sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, melalui sambungan telepon selularnya, Minggu, 27 Juli 2025.
Acep menjelaskan, pengajuan permohonan bantuan air bersih dari kepala desa sudah diterima. Sudah disampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran dan tembusan kepada Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani.
“Selanjutnya pada hari Jumat kemarin (25 Juli 2025) dan hari Sabtu (26 Juli 2025), air bersih yang diminta langsung dikirim oleh BPBD Kabupaten Pandeglang. Pengiriman air bersih ke Desa Kadubadak,” katanya.
Acep mengungkapkan, air bersih dibutuhkan oleh warganya karena saat ini telah memasuki musim kemarau. Sumber mata air bersih baik berupa sumur maupun sumur bor mengalami kekeringan.
“Alhmdulillah airnya sudah di kirim, terima kasih kepada Bupati Pandeglang, BPBD, telah dikirim ke Kampung Cijolang, Desa Kadubadak. Air di dikirim oleh BPBD didampingi Kades, dan Mahasiswa UNMA tengah melakukan KKN,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBDPK Kabupaten Pandeglang Lilis Sulistiati mengatakan, pada hari Kamis, 24 Juli 2025 telah diterima laporan dari Kades Kadubadak Ucuk Suproni yang memohon bantuan air bersih.
“BPBD langsung mengirimkan air bersih sebanyak dua tangki air. Untuk membantu 80 KK dengan jumlah 200 jiwa,” katanya.
Bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, masak, minum, mandi serta mencuci.
“Saat ini untuk permohonan bantuan air bersih baru satu desa. Yaitu Desa Kadubadak, Kecamatan Angsana,” katanya.
Editor: Bayu Mulyana











