slot bcaslot bonus new memberslot ovoslot server thailandslot pulsa tanpa potongankaka hokiempire88tuanpencetempire88raja botaknaga empirenaga empire
radarbanten.co.id
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Humaniora
  • Info Bhayangkara
  • Info Adhyaksa
  • Komunitas
  • Persona
  • Catatan Dahlan Iskan
  • E-Paper
  • Radar Banten TV
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Humaniora
  • Info Bhayangkara
  • Info Adhyaksa
  • Komunitas
  • Persona
  • Catatan Dahlan Iskan
  • E-Paper
  • Radar Banten TV
No Result
View All Result
radarbanten.co.id
No Result
View All Result
Home Catatan Dahlan Iskan

Sayap Ekonom

Agung S Pambudi by Agung S Pambudi
30-07-2025 08:11:50
in Catatan Dahlan Iskan
Sayap Ekonom
Share on FacebookShare on TwitterShare On Whatsapp

Oleh:Dahlan Iskan

DALAM hidup saya ada dua Tionghoa terkenal yang sengaja tidak mau mengubah nama: Kwik Kian Gie dan Goh Tjing Hok.
Yang pertama Anda sudah tahu: ekonom dan politikus yang meninggal dunia Senin kemarin –dalam usia 90 tahun. Yang kedua, wartawan kawakan yang meninggal di usia 71 tahun lebih tiga dasawarsa lalu.

Baca Juga :

JMSI Usulkan Dahlan Iskan Raih Anugerah Dewan Pers 2025 Kategori Spirit Media Baru

Apresiasi 520 Brand Populer Lewat Disway Awards

Presiden Persebaya Tuntaskan Tantangan Bentang Jawa 2025, Bersepeda 1.500 KM dari Pantai Carita Banten ke Banyuwangi

Nany Widjaja dan Dahlan Iskan Serahkan Bukti Tambahan, Tabloid Nyata dan Jawa Pos Bukan Satu Group

Tentu masih banyak Tionghoa yang juga tidak mau ganti nama. Misalnya Yap Thiam Hien, ahli hukum dan aktivis hak-hak asasi manusia. Atau Soe Hok Gie. Tapi saya tidak sempat kenal langsung dengan  tokoh-tokoh besar itu.

Kwik, saya kenal lama. Sejak tahun 1980-an. Sejak Anda belum lahir. Tidak akrab tapi terus berhubungan. Pun sampai Pak Kwik berumur 90 tahun. Januari lalu saya ke rumah Pak Kwik. Di pedalaman Radio Dalam, Jakarta.

Bersama Kwik Kian Gie sesaat setelah beliau ulang tahun ke 90 tahun, Januari 2025.–

Saat itu Pak Kwik sudah sakit-sakitan tapi masih semangat untuk ngobrol hampir dua jam. Kalau saya tidak memaksa pamit, Pak Kwik masih ingin ngobrol lebih lama.

Saya harus tahu diri: Pak Kwik harus banyak istirahat. “Liver saya sudah sangat parah,” katanya waktu itu. “Terlalu banyak minum alkohol di masa lalu,” tambahnya.

Sebenarnya saya berjanji untuk ke rumahnya lagi. Pak Kwik terlihat sembuh kalau diajak ngobrol. Apalagi soal ekonomi dan politik.
Setelah pertemuan itu kami saling kirim WA. Kadang Pak Kwik kirim naskah. Beliau sangat berharap naskahnya bisa dimuat di Rakyat Merdeka. Ia tahu saya adalah petinggi di koran itu. Saya bertanya mengapa ia sangat fanatik dengan Rakyat Merdeka.
“Berani,” katanya.

Kadang naskah yang dikirim Pak Kwik terlalu panjang. Ada grafiknya. Tidak sukses dikirim lewat WA. Maka saya minta agar dikirim lewat email. Rupanya ia sudah mencoba berkali-kali.  Tidak sukses. Akhirnya ia menyerah “Saya sudah terlalu tua untuk berurusan dengan email,” katanya.

Senin kemarin ia juga menyerah dalam kehidupan. Ia menyusul sang istri yang meninggal tiga tahun lalu. Panjang sekali usia Pak Kwik: 90 tahun. Panjang juga pengabdiannya pada bangsa dan negara Indonesia. Ia mencintai Indonesia secara hakiki –bukan dengan cara ganti nama.

Sejak SMA Pak Kwik sudah membuat perkumpulan siswa SMA Tionghoa tapi anggotanya harus yang sudah berwarga negara Indonesia. Saat itu, tahun 1950-an masih banyak orang Tionghoa berstatus WNA –pun anak-anak mereka.

Kwik-muda pilih jadi aktivis sepenuh hati. Begitu terpilih sebagai ketua ia pindah ke Surabaya –hanya karena sekjen terpilihnya pelajar dari Surabaya. Sang Sekjen tidak bisa pindah ke Semarang. Kwik yang mengalah pindah ke Surabaya. Agar organisasi bisa berjalan lancar.

Padahal waktu itu ia baru kelas dua di SMA Karangturi Semarang. Sejak tahun 1950-an pun SMA Karangturi sudah jadi SMA unggul. Sampai sekarang.

Di Surabaya, Kwik mencari orang yang mau diajak mendirikan SMA. Berdirilah SMA Erlangga di Kaliasin. Di salah satu jalan bernama awal ‘Embong’ –beberapa jalan di situ berawalan ”Embong” –seperti Embong Sawo dan Embing Kenongo. Embong sendiri berarti ”Jalan” dalam bahasa Surabaya.

Kwik langsung masuk kelas tiga di sekolah baru itu. Ia juga jadi pengurus inti di sekolah. Maka di samping sebagai siswa, Kwik tiap bulan memikirkan gaji guru-guru di SMA itu.

Lulus SMA Pak Kwik masuk Universitas Indonesia. Awalnya ingin masuk fakultas hukum. Alasannya: agar bisa ikut mengatur negara.
Berdasarkan tujuan Kwik itulah kakaknya yang di Belanda minta Kwik mengambil jurusan ekonomi. “Mengatur negara itu lebih berhasil bila lewat ekonomi,” kata sang kakak seperti ditirukan Kwik untuk saya.

Baru tiga bulan di UI, kakaknya sakit. Kwik harus berangkat ke Belanda. Ia tunggui kakaknya yang sakit. Sampai akhirnya meninggal. Kwik pun menempati rumah kakak itu. Kuliah di Belanda. Di Rotterdam.

Di kampus itu Kwik kecantol gadis di bagian administrasi. Pacaran. Kawin. Sang istri dibawa pulang ke Indonesia. Jadi WNI. Saat Kwik mendapat tugas sebagai kepala kantor dagang Indonesia di Belanda istri tidak bisa ikut –tidak dapat visa.

Sembilan bulan kemudian visa baru keluar. Sang istri menyusul ke Belanda dengan marah. Begitu mendarat di bandara dia tidak langsung menemui Kwik. Dia ke kantor pemerintah Belanda dulu. Dia tumpahkan kemarahan di situ. Dia gebrak meja.

Hari itu juga keluar paspor Belandanya. Dia pun kembali jadi warga negara Belanda. Maka saat Pak Kwik menjadi Menko Perekonomian istrinya berstatus warga Belanda. Sampai akhir hayatnya di Jakarta.

Saat jadi mahasiswa di Belanda itu Kwik masuk klub elite di sana. Hanya anak bangsawan dan orang superkaya yang bisa menjadi anggota klub. Salah satu kegiatan penting klub itu adalah dansa. Juga minum-minum. Happy-happy. Keterusan. Kwik kecanduan dansa. Sampai usianya yang 90 tahun ia masih terus berdansa.

Perkenalan pertama saya dengan Pak Kwik terjadi tahun 1985-an. Sekitar itu. Saya sudah menjadi pimpinan baru Jawa Pos. Masih miskin. Kantor JP masih di Jalan Kembang Jepun. Tapi masyarakat sudah menyebut Jawa Pos melejit seperti meteor.
Meteornya melejit tinggi kesejahteraan wartawannya masih di bumi. Belum ada wartawan yang mendapatkan pun misalnya hanya sepeda motor.

Hari itu saya kumpulkan semua wartawan dan redaktur. Saya tidak mau mereka bisik-bisik di belakang layar. Saya buka saja: majalah Liberty baru saja dapat investor baru. Wartawan mereka langsung dapat sepeda motor. Sedang kalian sudah lebih setahun bekerja keras belum ada perbaikan gaji. Apalagi dapat fasilitas motor.

Maka saya tegaskan kalau ada wartawan yang mau pindah ke Liberty silakan. Asal lapor baik-baik. Dunia ini kecil. Di lapangan kita akan sering bertemu.

Saya tidak akan marah kalau ada wartawan yang pindah ke sana. Hak mereka sepenuhnya untuk memperbaiki nasib. Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa di Jawa Pos kecuali masa depan yang cerah. Saya tahu tidak semua orang bisa sabar menunggu masa depan. Maka bila ada yang ingin pindah silakan, pindah baik-baik.

Investor Liberty tersebut adalah Kwik Kian Gie dan Junaidi Joesoef  –bos besar perusahaan farmasi PT Konimex. Nama besar lain yang tergabung di situ adalah Bondan Winarno.

Dalam hati saya menderita. Sebagai pemimpin baru di Jawa Pos saya hanya bisa menyuruh kerja keras. Tanpa bisa menyejahterakan karyawan. Saya memang pilih tumbuh apa adanya tapi secara pasti.

Pemilik lama Liberty adalah Goh Tjing Hok. Kejayaan majalahnya rupanya berakhir. Ia undang Kwik masuk ke Liberty.
Sebelum itu Goh berselisih dengan Pemrednya, Basuki Sujatmiko –Tionghoa yang sudah ganti nama.

Saat kehilangan pekerjaan itu Basuki menemui saya. Ingin bekerja di Jawa Pos. Saya terima. Saya ingin punya pengasuh rubrik Hongsui –untuk menarik minat pembaca Tionghoa.

Cover majalah Liberty di akhir 90-an.–

Dua tahun kemudian Liberty mengalami kesulitan. Investasi besar ternyata tidak menjamin sukses. Goh Tjing Hok menemui saya: menyerahkan Liberty-nya. Kwik dan Junaidi Joesoef sudah tidak mau lagi meneruskan investasinya.

Tentu saya tidak tahu internal Liberty. Yang tahu adalah Basuki yang dalam keadaan bertengkar dengan Goh Tjing Hok. Itu berarti saya harus merukunkan Goh Tjing Hok dan Basuki. Ternyata mereka bisa rukun kembali. Basuki pun saya tugaskan memimpin kembali Liberty –sampai ia meninggal dunia.

Berarti Kwik pernah tertarik bisnis media. Atau Junaidi yang merayunya untuk ikut menangani Liberty. Yang jelas Kwik adalah penulis yang andal. Tulisannya tajam. Apalagi kalau lagi menguliti konglomerat. Ia sampai menciptakan istilah yang kemudian sangat populer: konglomerat hitam.

Kwik hampir selalu menulis untuk harian Kompas. Tulisannya sangat ditunggu pembaca.

Sebagai aktivis sejak masih pelajar tidak ayal kalau Kwik akhirnya terjun ke politik. Ia masuk PDI bersamaan dengan Megawati Soekarnoputri. “Tahun 1994”, katanya pada saya enam bulan lalu.

Laksamana Sukardi dalam tulisannya kemarin menyebut masuk PDI tahun 1991. Hampir satu masa dengan Kwik. Sekitar itu.
Kwik dan Laks seperti menjadi darah baru bagi PDI –menjadi sayap intelektual-ekonom di dalam partai. Level PDI pun seperti naik tinggi di kalangan terpelajar.

Saat Megawati mendirikan PDI-Perjuangan keduanya ikut Mega. Harapan Kwik: Mega akan mengibarkan ekonomi kerakyatan –ideologi ekonomi Kwik Kian Gie. Juga sesuai dengan citra yang dikembangkan Mega bahwa PDI-Perjuangan adalah partainya wong cilik.
Kwik pun kecewa. Berat sekali. Ketika Megawati menjadi presiden tidak satu pun ekonom PDI-Perjuangan masuk dalam jajaran tim ekonomi kabinet.

Tim ekonomi Megawati –kata Kwik– justru dikuasai Mafia Berkeley –julukan untuk ekonom pro Amerika lulusan University of California Berkeley.

Bahwa Kwik dan Laks akhirnya masuk kabinet itu semacam “kecelakaan”: Rencana menghapus Bappenas dan kementerian BUMN tidak jadi. Kwik pun jadi Ketua Bappenas, Laks jadi menteri BUMN.

Setelah di dalam kabinet pun Kwik tetap bersuara kritis. Ia seperti tokek di kolam cicak. Kwik tidak takut diberhentikan. Menurut Laks, banyak orang menjadi kritis karena tidak kebagian “jatah”. “Pak Kwik tetap kritis meski pun sudah di dalam,” ujar Laksamana Sukardi.

Saya menyesal tidak segera ke rumah Pak Kwik lagi. Tentu karena saya tidak menyangka Pak Kwik meninggal secepat itu.
Padahal saya ingin sekali diajak ke lantai dua rumah putrinya persis di sebelah rumahnya itu. Yakni satu lantai luas untuk Pak Kwik berdansa sampai di usia senjanya. (Dahlan Iskan)

Tags: Catatan Dahlan IskanDahlan IskanKwien Kian GieSayap Ekonom
Plugin Install : Subscribe Push Notification need OneSignal plugin to be installed.
Previous Post

Prakiraan Cuaca Banten Hari Ini, Rabu 30 Juli 2025: Cek Setiap Daerahnya di Sini

Next Post

Layanan SIM Keliling Pandeglang Hari Ini, Cek Lokasinya!

Related Posts

JMSI Usulkan Dahlan Iskan Raih Anugerah Dewan Pers 2025 Kategori Spirit Media Baru
Berita Utama

JMSI Usulkan Dahlan Iskan Raih Anugerah Dewan Pers 2025 Kategori Spirit Media Baru

by Agung S Pambudi
Rabu, 10 Desember 2025 19:36

JAKARTA, RADARBANTEN.CO.ID– Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) mengusulkan Dahlan Iskan sebagai penerima Anugerah Dewan Pers 2025 untuk kategori Spirit Media...

Read moreDetails

Apresiasi 520 Brand Populer Lewat Disway Awards

Presiden Persebaya Tuntaskan Tantangan Bentang Jawa 2025, Bersepeda 1.500 KM dari Pantai Carita Banten ke Banyuwangi

Nany Widjaja dan Dahlan Iskan Serahkan Bukti Tambahan, Tabloid Nyata dan Jawa Pos Bukan Satu Group

Copot Kursi

Gajah Lebar

Kuasa Hukum Dahlan Iskan Tuntut Pembayaran Dividen kepada Jawa Pos Rp54 Miliar

Penasihat Komisaris

Polisi Belum Keluarkan Pernyataan Resmi, Sumber Informasi yang Menyebut Dahlan Iskan Sebagai Tersangka Dipertanyakan

Kabar Ditetapkan Tersangka, Kuasa Hukum Dahlan Iskan: Berpotensi Menyesatkan Publik

Next Post
Layanan SIM Keliling Pandeglang Hari Ini, Cek Lokasinya!

Layanan SIM Keliling Pandeglang Hari Ini, Cek Lokasinya!

Jersey Persib Akan Dibuat Oleh Perusahaan Asal Spanyol

Jersey Persib Akan Dibuat Oleh Perusahaan Asal Spanyol

Wali Kota Tangsel Hadiri Roadshow Majelis Taklim dan Buka Pelatihan Kader Posyandu

Wali Kota Tangsel Hadiri Roadshow Majelis Taklim dan Buka Pelatihan Kader Posyandu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Airin Kembali Pimpin Golkar Tangsel

Airin Kembali Pimpin Golkar Tangsel

Kamis, 18 Desember 2025 21:57
Mendagri Terbitkan Surat untuk Penguatan Bank Banten

Mendagri Terbitkan Surat untuk Penguatan Bank Banten

Kamis, 18 Desember 2025 21:51
Kapolresta Serang Kota Terima Penghargaan dari Grab Indonesia

Kapolresta Serang Kota Terima Penghargaan dari Grab Indonesia

Kamis, 18 Desember 2025 21:46
Luncurkan Corporate Rebranding, BRI Tegaskan Tetap Fokus di Segmen UMKM

Luncurkan Corporate Rebranding, BRI Tegaskan Tetap Fokus di Segmen UMKM

Kamis, 18 Desember 2025 21:08
Lebih dari Dua Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali

Lebih dari Dua Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali

Kamis, 18 Desember 2025 20:58
806 Rumah Warga Kota Serang Terendam

806 Rumah Warga Kota Serang Terendam

Kamis, 18 Desember 2025 20:55
Airin Kembali Pimpin Golkar Tangsel

Airin Kembali Pimpin Golkar Tangsel

Kamis, 18 Desember 2025 21:57
Mendagri Terbitkan Surat untuk Penguatan Bank Banten

Mendagri Terbitkan Surat untuk Penguatan Bank Banten

Kamis, 18 Desember 2025 21:51
Kapolresta Serang Kota Terima Penghargaan dari Grab Indonesia

Kapolresta Serang Kota Terima Penghargaan dari Grab Indonesia

Kamis, 18 Desember 2025 21:46
Luncurkan Corporate Rebranding, BRI Tegaskan Tetap Fokus di Segmen UMKM

Luncurkan Corporate Rebranding, BRI Tegaskan Tetap Fokus di Segmen UMKM

Kamis, 18 Desember 2025 21:08
Lebih dari Dua Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali

Lebih dari Dua Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali

Kamis, 18 Desember 2025 20:58
806 Rumah Warga Kota Serang Terendam

806 Rumah Warga Kota Serang Terendam

Kamis, 18 Desember 2025 20:55

Ikuti Kami

Facebook Instagram X-twitter Youtube
Gates of Olympus

Kanal

News

Redaksi

Peluang Usaha

Viral

Inspirasi

Love Story

Olahraga

News Video

Serba Serbi

E-Paper

Tekno

Pedoman Pemberitaan

Indeks

Tutorial

Pilihan Editor

Airin Kembali Pimpin Golkar Tangsel

Airin Kembali Pimpin Golkar Tangsel

by Syaiful Adha
Kamis, 18 Desember 2025 21:57

Airin Rachmi Diany kembali memimpin Golkar Tangsel.

Mendagri Terbitkan Surat untuk Penguatan Bank Banten

Mendagri Terbitkan Surat untuk Penguatan Bank Banten

by Rostinah
Kamis, 18 Desember 2025 21:51

Dirjen Bina Keuangan Daerah, Kemendagri RI, Agus Fatoni, menjelaskan penerbitan surat Mendagri untuk penguatan Bank Banten.

Copyright@2021


istanbul escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
esenyurt escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
avcılar escort
esenyurt escort
beylikdüzü escort
marmaris escort
izmit escort
bodrum escort
antalya escort
antalya escort bayan

Radar Banten, All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Kota Serang
  • Kabupaten Serang
  • Pandeglang
  • Lebak
  • Tangerang
  • Cilegon
  • Hukum
  • Olahraga
  • Humaniora
  • Info Bhayangkara
  • Info Adhyaksa
  • Komunitas
  • Persona
  • Catatan Dahlan Iskan
  • E-Paper
  • Radar Banten TV

© 2021 radarbanten.co.id.

empire88empire88raja botak