LEBAK, RADARBANTEN.CO.ID- Memasuki musim penghuja seperti saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak mewaspadai melonjaknya kasus Demam Berdarah Deungeu (DBD) di daerah yang dipimpin Bupati Hasbi Jayabaya ini.
Dinkes Lebak mencatat dari Januari sampai Agustus 2025, kasus penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aydes Aygeft ini mencapai 609 kasus dan 1 orang meninggal dunia.
Dari 609 kasus DBD di Kabupaten lebak, Puskesmas Rangkasbitung paling banyak menangani kasus DBD mencapai 70 orang. Selanjutnya, Puskesmas Malingping 48 orang, Puskesmas Bayah 41 orang, Maja 37 orang dan Puskesmas Cibeber 37 orang.
“Ya, memasuki musim penghujan ini perlu diwaspadai adanya pelonjakan kasus DBD. Karena itu, kita terus koordinasi dengan Puskesmas terus mengingatkan agar warga terus menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Sampai Agustus DBD mencapai 609 kasus dan 1 orang meninggal dunia,” kata Kasi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Lebak Rohmat Puji Raharjo, Selasa, 30 September 2025.
Ia mengatakan, perubahan cuaca yang terkadang hujan berpotensi berkembang biaknha nyamuk Aedes aegefti. Oleh karena itu, dia mengharapkan, masyarakat untuk terus meningkatkan PHBS di lingkungannya masing-masing.
“Penyebab munculnya kasus DBD itu akibat lingkungan kotor sehingga berpotensi berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Sebab, populasi nyamuk tersebut berkembangbiak pada genangan air di barang-barang bekas, seperti kaleng, bak, ember, pot bunga, dan lainnya,” katanya.
Daerah perkotaan masih paling banyak kasus DBD ditemukan seperti Puskesmas Rangkasbitung, Malingping, Bayah dan Maja.
Ia mengatakan, pihanya terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah DBD salah satunya melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M Plus.
“Kegiatan PSN lebih efektif untuk Pencegahan, bukan dengan fogging karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja, tapi tidak menyelesaikan permasalahan,” jelasnya.
Editor: Merwanda