SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Bursa capres kian memanas. Sudan ada tiga nama yang muncul yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Anies yang mantan Gubernur DKI Jakarta ini diusung lebih dulu oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem) usai ia menyelesaikan tugasnya sebagak Gubernur DKI Jakarta. Lalu, Anies ikut didukung oleh PKS dan Demokrat. Ketiga partai itu pun menamakan Koalisi Perubahan.
Adapun Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, diusung oleh PDIP. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada 21 April 2023 di Batutulis, Bogor, mengumumkan Ganjar sebagai calon presiden yang diusung oleh PDIP.
Tidak kalah pamor, nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga kembali muncul dalam bursa Pilpres 2024. Bahkan, elektabilitas pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan ini cukup tinggi.
Melihat panasnya bursa capres, akademisi sekaligus pengamat politik dan kebijakan publik Universitas Serang (Unsera) Ahmad Sururi menyebut ketiga nama itu mempunyai masing-masing elektabilitas dan potensi kuat pada Pilpres nanti.
“Akan lebih seru kalau ada empat pasangan,” kata Ahmad Sururi, Rabu 26 April 2023.
Sururi mengatakan, selain tiga nama itu, terdapat nama lain yang berpotensi maju, Yakni Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartanto.
Katanya, Golkar memiliki peluang untuk membentuk koalisi bersama yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Itu kalo koalisi Golkar, PPP dan PAN gak merapat ke PDIP. Karena Golkar juga sepertinya berambisi ngajuin capres,” katanya.
Menurutnya, Golkar mempunyaiperan memainkan dinamika koalisi. Peranan itu harus dicermati dengan seksama agar tidak mengambil keputusan yang blunder.
“Sekarang kita tunggu manuveur dari Golkar. Karena Golkar juga mesti cermat, bisa saja pilih cawapres gabung PDIP jika itung-itungannya lemah ngajuin capres,” ucapnya.
Sementara, untuk PDIP dan Gerindra yang sudah mengusung capres, Sururi menyebut kedua partai besar itu juga harus cermat dalam memilih calon wakil presiden (cawapres).
PDIP, kata Sururi, membutuhkan cawapres dari parpol Islam untuk mendongkrak elektabilitas PDIP di masyarakat.
“Artinya PDIP perlu kawan dari parpol Islam yaitu PPP, dan Sandiaga jadi salah satu calon yang dibidik. Bisa jadi Sandiaga pamit dari Gerindra karena punya peluang jadi cawapres Ganjar,” ujarnya.
Untuk Gerindra, Sururi beranggapan jika Prabowo harus mempunyai pasangat yang dapat memeberikan insentif elektoral yang bisa merepresantikan golongan muda yang tidak kalah dengan Erick Tohir, Anies Baswedan, Ganjar maupun Sandiaga Uno.
“Prabowo harus pilih cawapres yang dapat memberikan insentif elektoral yang bagus,” pungkasnya.
Reporter : Yusuf Permana
Editor : Aas Arbi