SERANG – Berbagai elemen masyarakat di Provinsi Banten menyampaikan pesan perdamaian untuk Indonesia. Pesan tersebut disampaikan dalam sebuah deklarasi yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, bertajuk ‘Dari Banten untuk Indonesia’ di Alun-alun Kota Serang, Jumat (1/6).
Pantauan Radar Banten, deklarasi dihadiri 655 peserta yang diikuti oleh para tokoh dari lintas agama, organisasi kemasyarakatan, organisasi mahasiswa, dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dari Provinsi Banten dan Kota Serang. Satu per satu perwakilan tokoh lintas organisasi menyampaikan orasi tentang pesan perdamaian supaya terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin dalam sambutannya mengatakan, masyarakat Banten sebagai warga negara Indonesia harus menunjukkan kepada dunia bahwa seluruh elemen berkomitmen menjaga keutuhan NKRI. Ia menegaskan, isu yang akhir-akhir ini berkembang seperti bom bunuh diri dan ujaran kebencian terhadap golongan tertentu tidak mencerminkan budaya Indonesia yang mencintai keberagaman.
“Beberapa waktu lalu ada kelompok yang mencoba memporakporandakan fondasi kita. Kita sepakat apa yang mereka lakukan tidak mewakili agama atau golongan manapun,” tegas Kapolres di hadapan peserta deklarasi.
Ia berharap, pesan yang disampaikan masyarakat Banten ini bisa menjadi pemantik agar ciri kehidupan bangsa Indonesia tetap dijaga dengan utuh. “TNI dan Polri beserta para pemuka agama siap ikut andil dalam menjaga keberagamaan. Mudah-mudahan ini langkah awal kita menyikapi segala tantangan yang akan kita hadapi ke depan,” tuturnya.
Hal yang sama juga disampaikan Walikota Serang Tb Haerul Jaman. Ia meyakini, berkumpulnya elemen masyarakat dalam deklarasi damai kali ini karena memiliki kesepahaman bersama ingin menjaga keutuhan bangsa dari gangguan apa pun. Termasuk isu mengatasnamakan salah satu golongan atau agama yang sebetulnya tidak mencerminkan ciri dari kehidupan masyarakat Indonesia.
“Tindakan seperti bom bunuh diri yang mengakibatkan korban berjatuhan itu bukan sebuah ajaran dari agama yang kita anut. Kita jangan sampai terpancing. Saya yakin dan percaya masyarakat Kota Serang dan Banten sudah pintar untuk memilah kondisi sekarang yang sedang terjadi,” ungkap Jaman.
Ia juga berharap, langkah deklarasi damai kali ini bisa menjadi penggerak bagi seluruh masyarakat Indonesia di berbagai wilayah sehingga bisa menyatukan kembali keutuhan nilai-nilai kebangsaan yang akhir-akhir ini diganggu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Bangsa yang besar tidak akan pernah melupakan jasa para pendahulunya. Kita sekarang tinggal meneruskan saja apa yang sudah dilakukan pahlawan dengan melakukan hal positif. Salah satunya dengan berkomitmen terhadap keutuhan NKRI,” tegas Jaman.
Selain orasi dari kedua tokoh pimpinan daerah tersebut, pesan perdamaian juga disampaikan perwakilan tokoh pemuka agama, ormas, dan organisasi kemahasiswaan di Provinsi Banten. Mereka bersepakat bahwa nilai-nilai dari Pancasila sebagai falsafah bangsa harus terus diimplementasikan tanpa memandang suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) manapun demi menjaga keutuhan NKRI.
Contohnya disampaikan perwakilan tokoh pemuka agama Islam KH Matin Syarkowi. Menurutnya, tindakan oknum yang mengatasnamakan agama tertentu dalam melakukan tindakan yang merugikan orang lain bahkan sampai membunuh tidak mencerminkan dari ajaran agama yang selama ini dianut oleh bangsa Indonesia. “Kita sepakat apa yang dilakukan oleh oknum-oknum itu bukan bagian dari ajaran agama di Indonesia. Ajaran agama kita tidak pernah bertentangan dengan falsafah Pancasila yang menghormati keberagaman,” ujar Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Serang itu.
Begitu juga disampaikan Pendeta Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kota Serang Benny Halim. Menurutnya, Pancasila sudah final menjadi landasan bangsa Indonesia tanpa harus menggantinya dengan ideologi lain. “Pancasila membawa kita untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Membuat kita bersatu sebagai bangsa dan negara yang menerima keberagaman sejak lama,” tuturnya.
Tokoh pemuka agama Budha, Yurry Sugiharto, juga sepakat bahwa nilai-nilai Pancasila sudah menjadi ciri khas dari tradisi bangsa Indonesia yang tidak perlu untuk diganti dengan ideologi yang lain. Menurutnya, Pancasila selama ini memiliki peran penting dalam menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara. “Indonesia negara yang majemuk. Jika ada yang mau menggantikan Pancasila, maka itu sudah mengingkari perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan darah dan keringatnya untuk kita,” ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan tokoh pemuka agama Hindu, I Puthu Gita. Ia menegaskan, semua agama yang dianut bangsa Indonesia merupakan kesatuan tanpa harus dibeda-bedakan golongannya masing-masing. “Kita bagian dari ibu pertiwi. Kita berbeda, kita beragam, tetapi kita tetap satu menjaga NKRI,” tegasnya.
Usai sililh berganti menyampaikan orasi, seluruh peserta kemudian membacakan deklarasi damai yang dipimpin Dandim 0602 Serang Letkol Czi Harry Praptomo dan Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin. Selepas itu, mereka menandatangani petisi perdamaian yang dibentangkan dalam spanduk panjang yang berisikan tentang menjaga keutuhan bangsa Indonesia. (Rifat/RBG)