WALANTAKA – Bunga-bunga bermekaran. Menghiasi RT 17 RW 04, Lingkungan Sadik, Kelurahan Pageragung, Kecamatan Walantaka. Namun, pertumbuhan tanaman bunga yang ditanam langsung ke tanah itu terancam. Kambing yang diliarkan oleh pemiliknya menjadi permasalahan tersendiri bagi warga RT ini.
“Kendala kami adalah kambing. Saat penilaian pertama lalu, lingkungan kami sudah terlihat bunga-bunganya, tapi karena dimakan kambing, sekarang jadi banyak yang mati. Kami lagi upayakan agar bunganya banyak lagi,” jelas Ketua RT 17 Agus Salam pada Minggu (9/8).
Kendala lain adalah keterbatasan lahan kosong. Warga RT ini, menurut Agus, jadi tidak bisa membuat ruang terbuka hijau. Sebagai gantinya, warga memanfaatkan lahan di pinggir jalan dan halaman rumah untuk penghijauan.
“Ada lahan kosong, tapi punya orang. Tidak kami jadikan taman bermain dan ruang terbuka hijau. Kalau sudah kami tata, terus yang punya (lahan kosong-red) ingin pakai lahannya, kan jadi sia-sia,” tutur Agus.
“Untuk penilaian terakhir nanti, kami masih akan membuat gapura, pemagaran, dan pengecatan lagi. Supaya jadi lebih bagus. Untuk pos ronda, tinggal sedikit lagi. Alat pemadam api ringan dan borgol yang belum ada,” tambahnya.
Maridah, kader Posyandu Lingkungan Sadik, menuturkan bahwa penghijauan di RT 17 memanfaatkan tanaman bunga untuk ditanam di pinggir jalan. Sedangkan lahan di halaman rumah warga, digunakan untuk menanam pohon cabai.
“Sekarang lingkungan sudah agak mendingan setelah ditata. Ibu-ibu juga sudah banyak yang mau menanam sayuran seperti cabai dan tomat, karena bisa langsung dimanfaatkan,” pungkas Maridah. (rio/don)