PARIS – Pesta juara Paris Saint-Germain (PSG) hanya tinggal menunggu waktu. PSG bahkan menunda pestanya sampai tiga kali sebelum merayakannya di Parc des Princes, Paris, kemarin WIB (22/4). Begitu mudahnya, Thiago Silva dkk memastikan trofi juara Ligue 1 kedelapan itu tanpa harus menunggu hasil melawan AS Monaco.
Sebab, beberapa jam sebelumnya, Lille OSC sebagai pesaing terdekatnya malah selip di Stadium de Toulouse, Toulouse. Les Dogues, julukan Lille, tertahan tanpa gol dari tuan rumah Toulouse.
”Tak ada yang menyangsikan PSG. Anda ingin bersaing, tetapi di Ligue 1 tak mudah menggoyahkannya, merekalah pemilik Perancis,” sebut entraineur Lille Christophe Galtier, saat diwawancarai di Le Figaro.
Setelah Lille yang gagal menang, kalah melawan Monaco pun takkan menunda pesta itu. Selisih poinnya takkan bisa terkejar lagi. Meski begitu Les Parisiens, julukan PSG, melengkapi pesta juaranya kemarin dengan menggelontor Monaco dengan skor telak, 3-1 (2-0). Spesialnya, sang mantan Kylian Mbappe yang memborong ketiga gol tersebut.
Hat-trick Mbappe masing-masing terjadi pada menit ke-15, 38, dan 55. Sementara, satu-satunya gol balasan Les Monegasques, julukan Monaco, dicetak Aleksandr Golovin saat menit ke-80. Tak hanya PSG juara Ligue 1 prediksi awal musim yang terjadi. Demikian pula Mbappe yang digadang-gadang akan menguasai liga domestik Perancis musim ini.
Dengan tiga golnya, Donatello, julukan Mbappe, sudah mengoleksi 30 gol dan berada di barisan terdepan meilleur buteur (top scorer) Ligue 1 musim ini. Mbappe pemain termuda yang mampu mengoleksi 30 gol dalam histori liga domestik Perancis. Usianya baru 20 tahun. Mbappe juga bersaing dengan Lionel Messi dalam perebutan Sepatu Emas Eropa. Dia hanya terpaut tiga gol dari La Pulga, julukan Messi.
Dengan lima laga tersisa di Ligue 1, Mbappe masih memiliki peluang menyamai atau melebihi rekor gol terbanyak dalam satu musim Ligue 1 yang dipegang striker FC Nantes Philippe Gondet pada 1965-1966. Tapi, bukan itu yang diinginkan Nasser Al-Khelaifi (Presiden PSG) dalam proyek jangka panjangnya sejak 2014.
”Empat musim lagi, saya ingin melihat klub ini juara Liga Champions,” harap Al-Khelaifi, dikutip L’Equipe, Januari 2014 silam. Karenanya, Qatar Investment Auhority (QIA) sebagai konsorsium pemilik PSG menggelontorkan total EUR769 juta (Rp12,18 triliun) untuk berbelanja sejak musim panas 2015.
Termasuk saat menjadikan Neymar sebagai pemain termahal dunia dengan fee mencapai EUR222 juta (Rp3,51 triliun). Hasilnya? Di balik superiornya PSG di ajang domestik, mereka hanya ‘ayam sayur’ di Liga Champions. Bahkan, tiga musim terakhir mentok sampai 16 Besar. ”Kami masih kecewa dengan kekalahan atas Manchester (United). Sampai sekarang kami gagal move on,” ungkap Mbappe, kepada Canal+.
Tragisnya, Mbappe menyaksikan PSG gagal di depan publiknya sendiri setelah pada leg pertama membungkam Old Trafford, kandang United, dengan skor 2-0. Pada leg kedua, United membalas dengan kemenangan 3-1. PSG tersingkir karena kalah gol tandang.
”Kami akan coba mengejarnya lagi musim depan,” harap Mbappe.
Kegagalan di Eropa bahkan sempat berimbas kepada tactician PSG Thomas Tuchel. Dia sempat disebut bakal ditendang dari Camp des Loges, kamp latihan PSG, akhir musim ini. Tapi, Al-Khelaifi sudah menegaskan musim depan masih ingin bersama Tuchel. Terkait kegagalan di Liga Champions, Tuchel mengklaim dia dan PSG butuh waktu.
”Butuh kerja keras jika mau sukses di Liga Champions, sukses di sana (Liga Champions) tetap jadi target. Jangankan kami, Juventus saja sudah menunggu bertahun-tahun,” kilah Tuchel membandingkan upaya PSG dengan Juve yang telah menanti 23 musim untuk Si Kuping Lebar, sebutan trofi Liga Champions. PSG masih berpeluang kembali berpesta akhir pekan ini setelah menembus final Coupe de France melawan Stade Rennais (28/4). (jpg/ibm/ira)