SERANG – Penanganan gizi buruk di Kota Serang dinilai belum maksimal. Faktor ekonomi keluarga menjadi faktor dominan dalam kasus gizi buruk yang dialami warga. Selain itu pelayanan puskesmas sebagai ujung tombak kader PKK belum maksimal mendampingi keluarga penderita gizi buruk.
Sebelum meninggal dunia, ayah almarhun Siti Desi, Idris meminta kepada pihak Puskesmas Kilasah, Kasemen, Kota Serang, agar anaknya segera di rujuk ke RSUD, tapi ditolak dengan alasan pihak puskesmas masih mampu merawat putrinya.
“Saya dari awal meminta
untuk dipindahkan ke RSUD. Kecewalah dengan fasilitas yang ada di puskesmas,” kata Idris dengan nada agak jengkel, semalam, (23/1/2014).
Keluhan pun ditujukan Idris untuk Walikota Serang Tb Haerul Jaman. “Saya berharap sama Bapak Walikota (Tb Haerul Jaman-red) untuk memperhatikan kita, bukan hanya sibuk ngomong doang,” ungkap Idris dengan nada kesal.
Idris sempat menerima bantuan sebesar Rp200 ribu dari staf Walikota Serang. Idris berharap agar Walikota tidak hanya memberinya uang alakadarnya. Idris justru berharap mendapat pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Pekerjaan saya nelayan. Itu pun musiman. Mana mungkin cukup membiayai hidup. Untuk biaya pemakaman saja, saya masih bingung dari mana,” pungkasnya. (Wahyudin)