SERANG – Balita penderita gizi buruk di Provinsi Banten masih terbilang tinggi. Banten menempati posisi ketiga penderita gizi buruk di Indonesia. Pada posisi pertama Provinsi Jawa Timur dan posisi kedua terbanyak yakni Nusa Tenggara Timur.
“Secara tren sih menurun. Angkanya 0,46 persen dari total jumlah penduduk Banten,” ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Banten M Yanuar kepada wartawan usai memberikan materi pada acara Pemantapan Pelayanan Gizi 2014, di Ratu Hotel Bidakara, Kota Serang, Jumat (30/5).
Yanuar berharap angka ini terus turun seiring dengan pemberdayaan para kader posyandu, petugas rumah sakit, dan petugas dinas kesehatan. “Kita sih berharap turun. Karena kadang-kadang hanya karena satu kasus saja, Banten ini terkesan tertinggal, dan kesehatannya tidak baik,” ungkap Yanuar.
Total penderita gizi buruk dari catatan Dinkes Banten sebanyak 1.723 balita gizi buruk. “Itu kan dari sekian juta total jumlah penduduk Provinsi Banten,” katanya.
Terkait anggaran penanganan gizi buruk yang kurang tepat sasaran di tingkat kabupaten/kota, Yanuar mengatakan pemberantasan gizi buruk masih terkendala karena lintas sektoral. “Jadi gini program penanganan gizi buruk ini kan lintas sektor. Dinas Pertanian dengan pangan dan gizi. Dinas Sumber Daya Air terkait sanitasi masyarakat. BKKBN ada juga kaitan tentang perencanaan pertumbuhan, ini program lintas sektor,” ungkapnya.
Hal terpenting bagi Yanuar ialah penentuan titik fokus penanganannya. “Yang penting titik fokus penanganannya. Supaya lebih terfokus dan tepat sasaran,” ujarnya.(WAHYUDIN)***