SERANG – Gejolak kenaikan harga elpiji 3 kilo gram terjadi diduga lantaran penggunaan tidak tepat sasaran. Pekan ini tabung elpiji 3 kilo gram seharga Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per tabung. Ini diduga, banyak konsumen yang semula menggunakan tabung 12 kilo gram beralih ke elpiji tabung 3 kilo gram.
“Saya perhatikan seolah-olah banyak kekurangan suplai sepertinya. Padahal untuk Banten malah jumlahnya berlebih dari peruntukkan,” ungkap Penasihat Hiswana Migas Banten Rachmat Halim, Rabu (4/6/2014).
Karena terjadi salah peruntukan, kata Rachmat Halim, akhirnya merembet dan berimbas hingga harga elpiji naik. Ini menurut Rachmat Halim berbanding lurus secara umum permintaan tinggi stok kurang maka harga akan naik. “Ya selalu seperti itu, jika barang langka maka pengecer menaikan harga karena mereka juga sulit mendapatkan barang,” jelasnya.
Padahal, kata Rachmat Halim, menurut peraturan Mntri ESDM Nomor 26 tahun 2009, elpiji 3 kilo gram seharusnya diperuntukan bagi rumah tangga dengan penghasilan maksimal Rp 1,5 juta per bulan. Usaha mikro yang omsetnya tidak melebihi Rp 300 juta rupiah per tahun. “Selain itu harus menggunakan elpiji 12 kilo gram,” pungkasnya.
Di Banten sendiri, kata Rachmat Halim, suplai elpiji tiga kilo gram sebanyak tujuh juta tabung per bulan. Terdiri dari 2,4 juta tabung untuk DPC Banten, dan 4,6 juta tabung untuk wilayah Tangerang. (WAHYUDIN)