SERANG – Memanasnya iklim politik menjelang pelaksanaan Pilpres 2014 dikhawatirkan akan memecah persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka dari itu, pemilu damai diserukan oleh beragam kalangan. Salah satu elemen yang menyerukan agar masyarakat tetap memegang teguh persatuan disuarakan oleh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
“Potensi konflik menjadi ancaman kesatuan bangsa. Black campaigne marak sekali dan potensi konflik horizontal tinggi. Maka dari itu kami mengimbau masyarakat Banten, Kota Serang khususnya agar tetap menjaga kesatuan,” ujar Febri, aktivis DPC GMNI Kota Serang usai menggelar aksi di Perempatan Ciceri, Kota Serang, Senin (7/7/2014).
Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), menurut Febri harus tetap independen menyelenggarakan pemilu. “KPU dan Bawaslu jangan sampai lengah terhadap berjalannya Pilpres dan melihat potensi konflik. Mereka harus tetap independen dalam penyelnggaraan pemilu,” jelasnya.
Febri juga meminta kepada seluruh masyarakat agar jangan tergoda untuk berpihak secara fanatik dan menghindari segala bentuk provokasi dari dukungan pasangan lain. “Masyarakat jangan sampai terprovokasi,” pungkasnya.
Dalam aksi ini, mahasiswa membagi-bagikan selebaran berisi imbauan pemilu damai. “Siapa pun yang terpilih dalam Pilpres nanti, kami berharap pasangan terpilih tidak melupakan visi dan misinya. Karena siapapun yang jadi presiden, tetap rakyat Indonesia lah yang menang,” tegasnya. (Wahyudin)