SERANG – PDI Perjuangan menyerahkan polemik statemen Plt Gubernur Banten Rano Karno yang menyatakan akan mundur dari jabatannya, jika pasangan capres Jokowi-JK kalah suara di Banten kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. Polemik ini sendiri dinilai PDI Perjuangan sebagai hal yang tidak perlu terjadi karena statemen Rano Karno itu ditujukan untuk membangkitkan semangat kader PDI Perjuangan untuk memenangkan Jokowi-JK di Banten.
“Saya menyikapi pernyataan Rano Karno telah diplintir media massa. Saat itu kita hadir pada rapat umum Jokowi-JK. Itu masih dalam situasi internal. Itu masih dalam rahasia kami. Tidak boleh menjadi konsumsi publik. Pernyataan RK (Rano Karno-red) tidak berdiri sendiri, itu konteksnya masih dalam pernyataan di partai rapat internal partai,” jelas Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Bidang Infokom Agus Wisas di salah satu rumah makan di Kota Serang, Jumat (11/7/2014).
Selain itu, ada beberapa hal yang juga disampaikan oleh Agus Wisas. Dia mengatakan bahwa PDI Perjuangan akan tetap menghormati keputusan akhir KPU pada tanggal 22 Juli mendatang. “Kita menghormati dan menunggu pleno KPU. Kita berharap tidak ada pernyataan yang bisa membuat suasana tidak kondusif,” jelasnya.
Terkait menggelindingnya polemik penrnyataan Rano Karno ini, Agus melanjutkan, pihak PDI Perjuangan awalnya tidak menanggapi secara serius. “Tapi karena ada salah satu pemberitaan media massa yang mengutip tanggapan dari Tatu Chasanah (Ketua DPD Golkar Banten-red) yang dianggap legitimet maka saya berhak meluruskan,” jelasanya.
Agus Wisas juga menegaskan bahwa Ratu Tatu Chasanah tidak berhak ikut campur urusan partai belambang banteng moncong putih ini. “Saya minta Tatu tidak ikuti campur urusan PDI Perjuangan,” pungkasnya.
Terkait sikap PDI Perjuangan sendiri terhadap pernyataan Rano Karno yang mengatakan akan mundur dari jabatannya, Agus Wisas mengatakan akan ada pertemuan dengan Rano Karno pada Minggu (13/7/2014). “Kita silaturahmi sekaligus juga membahas soal ini. Selebihnya kita akan serahkan sepenuhnya kepada Bu Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri-red),” pungkasnya. (Wahyudin)