BANYUWANGI – Sejumlah program pengembangan pariwisata dan investasi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Pendapatan perkapita masyarakat Banyuwangi naik tajam 70 persen dari Rp 14,97 juta pada 2010 menjadi Rp 25,5 juta pada 2014.
Adapun Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) naik tajam 71 persen dari Rp 23,56 triliun pada 2010 menjadi Rp 40,48 triliun pada 2014.
“Pendapatan per kapita Banyuwangi sudah melampaui sejumlah kabupaten lain di Jatim yang biasanya selalu di atas Banyuwangi,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab) Banyuwangi Agus Siswanto.
Agus mengatakan, pembangunan ekonomi di Banyuwangi yang memadukan antara pariwisata dan lanskap pertanian memacu banyak sektor ekonomi untuk tumbuh. Investasi juga menggeliat.
Kata dia, peningkatan investasi juga mendorong kesejahteraan masyarakat. Saat ini sejumlah hotel dari grup besar juga sedang memproses pembangunan hotel. “Karena kami masih kekurangan kamar hotel, banyak investasi baru bidang perhotelan yang masuk,” ujar Agus.
Di bidang pendidikan, Pemkab Banyuwangi telah mengucurkan dana beasiswa sebesar Rp 7,5 miliar untuk sekitar 500 mahasiswa kurang mampu tapi berprestasi. Dana itu digunakan untuk membantu kuliah para mahasiswa asli Banyuwangi yang menempuh kuliah di berbagai perguruan tinggi, baik di dalam kota maupun luar kota.
“Selain itu, tentu saja perbaikan kualitas dan infrastruktur pendidikan juga dilakukan,” jelas Agus.
Di bidang infrastruktur, Agus merinci, sejak 2010 sampai 2014 telah ada regulasi yang mengatur pemberian hibah aspal kepada kelompok masyarakat. Pada 2010-2011, jumlah bantuan aspal mencapai 21.049 drum.
Pada 2012, bantuan sebesar 1.785 drum, 2013 sebesar 443 drum, dan sampai Juni 2014 sebanyak 1.325 drum.
Adapun untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan dalam skala puluhan kilometer dikelola langsung oleh Pemkab Banyuwangi. Dia merinci, pada 2010 telah dilakukan pembangunan dan pemeliharaan jalan sepanjang 149,11 kilometer, 2011 sepanjang 222,91 kilometer, dan 2011 sepanjang 250,86 kilometer. Tahun 2013 meningkat lagi menjadi 373,37 kilometer dan tahun 2014 425,50 kilometer.
“Meski demikian, memang belum semua kebutuhan infrastruktur masyarakat terpenuhi. Apalagi, wilayah Banyuwangi sangat luas. Namun, pembangunan dan pemeliharaan jalan sudah sangat signifikan dalam empat tahun terakhir,” jelasnya.
Menurut Agus, kualitas jalan kabupaten terus meningkat. Saat ini panjang jalan dalam kondisi baik sepanjang 1.985 kilometer. Adapun yang kondisi rusak 42,25 kilometer dan rusak berat 20,25 kilometer. Sedangkan yang kualitasnya sedang 115 kilometer. “Yang rusak dan rusak berat akan diprioritaskan sembari tetap melakukan pemeliharaan jalan yang kondisinya sudah baik,” ujarnya.
Soal infrastruktur penunjang jalan seperti lampu penerangan jalan umum (LPJU) pun tak luput dari perhatian. Pada 2011 telah dipasang 3.712 titik LPJU, lalu pada 2012 sebanyak 1.964 titik LPJU, dan 2013 sebanyak 1.650 titik. Sedangkan pada 2014 sejauh ini ada pemasangan di 718 titik. (eri)