ASAP rokok memang memiliki dampak yang buruk jika dihisap oleh anak-anak. Bahkan, kerja otak anak pun sangat rentan dipengaruhi asap rokok. Karenanya jauhkanlah asap rokok dari anak-anak.
Dokter spesialis Anak, dr dr Jusli Aras mengatakan, ada dua hal yang terjadi pada anak, yakni pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan sangat berpengaruh pada berat badan yang tidak optimal dan tinggi badan.
Sedangkan perkembangan bisa pada kognitif, pengetahuan, pendengaran, penglihatan, berjalan dan kreativitas. Semua dapat mempengaruhi perkembangan anak yang berhubungan dengan kerusakan otak.
“Biasanya kerusakan sangat rentan terjadi pada trimester terakhir kehidupan dalam kandungan, umur dua sampai tiga tahun merupakan masa emas pertumbuhan otak anak,” kata Jusli seperti dilansir Fajar (JPNN Group).
Menurutnya, periode umur dua hingga tiga tahun periode emas itu pertumbuhan otak anak mencapai 80 persen. Setelah umur dua sampai tiga tahun, maka 20 persennya merupakan perkembangan anak.
Perkembangan anak, khususnya otak dapat dipengaruhi faktor lingkungan. Salah satu yang memberi peran besar mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah paparan asap rokok.
Anak yang sering terpapar rokok pada umur- umur itu dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya. “Pertumbuhannya tidak optimal,” bebernya.
Bagaimana dengan bayi? Menurutnya, paparan asap rokok pada bayi selain mengganggu otak, paling bahaya adalah gangguan saluran pernapasan. Paparan rokok dapat menyebabkan pneumonia radang paru atau alergi yang disebut asma.
Dampak dari paparan asap rokok itu dapat berdampak pada pembelajaran, anak tumbuh dengan susah mengerti sesuatu atau lambat dalam penangkapan pelajaran, tidak fokus, gangguan perilaku dan fisik.
“Kalau gangguan fisik biasanya kelemahan otot fisik, ada kelumpuhan,” katanya. (fajar/pojoksatu/zul)