CILEGON – PT Indonesia Power UP Suralaya berencana melakukan pengembangan dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) unit 9 dan unit 10 yang berlokasi di Kawasan Pantai Kelapa Tujuh dan Komplek Perumahan Bukit Kahal. Nantinya pengembangan unit 9 dan unit 10 ini guna menambah pasokan listrik untuk Pulau Jawa dan Bali.
Humas PT Indonesia Power, Hamim mengatakan, rencana PT Indonesia Power membangun unit 9 dan unit 10 ini sebagai langkah dari program pemerintah pusat yakni program nasional bidang energy 35.000 Mega WATT, sesuai dengan Nawacita Presiden Jokowi.
“Kita ditarget untuk Ground Breaking pada Desember 2016 dengan pengembangan 2000 Mega Watt. Daya dukung semua bisa menerima karena sebagai penambahan daya listing untuk pasokan Jawa-Bali” ujar Hamim seusai menggelar Forum General Diskusi (FGD) yang dihadiri sejumlah perwakilan warga, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon, Muspika, Anggota DPRD, Kepolisian dan TNI di salah satu rumah makan di Kota Cilegon, Rabu (28/9/2016).
Dijelaskan Hamim, FGD yang berlangsung bermaksud guna menyamakan persepi, mendengar dan menyerap aspirasi stakeholder. Yang bertujuan memberikan rekomendasi terkait rencana pengembangan PT Indonesia Power UP Suralaya.
“Kita di sini juga akan menyampaikan keluhan-keluhan dari para warga dan nelayan sekitar akan ada dampak dari pengembangan unit 9 dan unit 10 kepada direksi kita dan akan memikirkan nasib mereka, karena pengembangan pembangunan unit 9 dan unit 10 merupakan amanat undang-undang” katanya.
Namun, mendadak, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Kota Cilegon Yayan Hambali memilih walkout saat FGD masih berlangsung. “Saya tidak setuju. Pembangunan unit 9 dan 10 dianggap tidak pro kepada para nelayan di sekitar pantai kepala tujuh” ucapnya. (Riko)