SERANG – Berdasarkan pantauan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten terhadap 417 jenis barang dan jasa serta hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2012 di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui pada September 2016 sebanyak 224 komoditas mengalami perubahan harga. Sebanyak 139 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya sebanyak 85 komoditas mengalami penurunan harga.
Hal tersebut menyebabkan inflasi pada September 2016 sebesar 0,34 persen, dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 131,13 pada Agustus 2016 menjadi 131,57 pada September 2016.
Kelompok komoditi yang memberikan andil atau sumbangan terhadap deflasi Banten secara berturut-turut yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,0996 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0433 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,0281 persen, kelompok sandang sebesar 0,0082 persen, kelompok kesehatan 0,0155 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,1101 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,0401 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Banten Husni Maulana mengatakan, beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi selama September 2016. Beberapa komoditi seperti sayuran meliputi daun bawang, cabe merah, ketimun, kangkung, dan daging ayam ras.
Sementara komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain kol putih, wortel, ikan gurame, ikan selar, kentang, ikan tenggiri, sawi putih ,dan bawang putih.
“Tidak di pungkiri selain pada kelompok pangan, biaya sekolah juga ikut naik, seperti baju sekolah, perlengkapan sekolah dan lain-lain, ” kata Husni di kantornya, Senin (10/10).
Pada September 2016, lanjutnya sebagian besar kota IHK yang ada di Pulau Jawa sebanyak 23 dari 26 kota mengalami inflasi. Inflasi yang tertinggi terjadi di Kota Serang yaitu sebesar 0,51 persen, disusul kemudian oleh Tangerang sebesar 0,40, dan Cilegon sebesar -0,12 persen.
“Laju inflasi year on year, tertinggi tercatat di Kota Serang yaitu sebesar 4,30 persen,” ujarnya. (Wirda)