RANGKASBITUNG – Sebanyak 40 rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Lebak rusak akibat bencana longsor dan tanah bergerak. Tiga rumah rusak akibat longsor di Kecamatan Sajira, empat rumah rusak akibat longsor di Kecamatan Leuwidamar, dan 33 rumah rusak akibat tanah bergerak di Kecamatan Banjarsari.
Informasi yang dihimpun Radar Banten, wilayah Lebak diguyur hujan sejak Sabtu (14/1) lalu. Kondisi tersebut mengakibatkan longsor di sejumlah wilayah. Di antaranya di Kecamatan Cikulur, Sajira, dan Leuwidamar. Untuk tanah bergerak hanya terjadi di Desa Gunungsari, Kecamatan Banjarsari.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi menyatakan, cuaca ekstrem di wilayah Lebak telah menyebabkan longsor dan tanah bergerak. Kondisi tersebut membuat puluhan rumah di tiga kecamatan rusak. Karenanya, Kaprawi mengaku, dirinya bersama tim langsung turun ke lapangan untuk memberikan bantuan tanggap darurat kepada korban. Selain itu, sejumlah relawan BPBD juga mendirikan posko untuk tempat pengungsian masyarakat.
“Sekarang, saya sedang di TKP (tempat kejadian perkara-red) tanah bergerak di Banjarsari. Rumah yang rusak berat sebanyak 18 unit, rusak ringan 15 unit, dan terancam 34 unit,” kata Kaprawi kepada Radar Banten, kemarin.
Kaprawi menginformasikan, tanah bergerak di Gunungsari juga merusak infrastruktur jalan yang menjadi penghubung Banjarsari-Cileles. Jalan ambles dengan kedalaman 30 sentimeter dan lebar kurang lebih tiga meter. Akibatnya, arus lalu lintas dari Cileles menuju Banjarsari dan sebaliknya menjadi terhambat. “Masyarakat khawatir, tanah kembali bergerak dan membuat kerusakan rumah mereka bertambah parah,” ujarnya.
Selain tanah bergerak, wilayah Lebak juga diterjang bencana longsor, yaitu di Kecamatan Sajira dan Leuwidamar. Jumlah rumah yang rusak akibat longsor pada Selasa (17/1) pagi sebanyak tujuh rumah.
“Tidak ada korban dalam musibah longsor dan tanah bergerak di Lebak,” terangnya.
Ditanya terkait soal ancaman banjir, Kaprawi menjelaskan, ketinggian permukaan air di Jembatan Dua di Kampung Lebak Sambel, Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung, mencapai 5,75 meter di atas permukaan air laut pada pukul 06.00 WIB. Namun pada Selasa sore, ketinggian permukaan air menurun menjadi 3,75 meter di atas permukaan air laut. Tapi, status Ciujung dan Ciberang masih waspada.
“Jika ketinggian permukaan air Sungai Ciujung di atas 6,50 meter di atas permukaan air laut, maka dapat dipastikan rumah di bantaran Sungai Ciujung akan terendam. Tapi, sekarang debit air sungai sudah turun,” tegasnya.
Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak Entoy Saepudin membenarkan, ruas Jalan Pasirhuni-Kumpay ambles akibat tanah bergerak. Namun, Entoy mengklaim ruas jalan tersebut masih bisa dilalui kendaraan dari arah Cileles menuju Banjarsari dan sebaliknya. “Iya ambles. Tapi, masih bisa dilalui kendaraan,” katanya.
Anggota Komisi IV DPRD Lebak asal Kecamatan Banjarsari, Yayan Ridwan mengaku, dirinya bersama Wakil Ketua DPRD Ucu Suherman dan bersama beberapa anggota Dewan lain sudah meninjau lokasi tanah bergerak di Gunungsari. Dia berharap, Pemkab Lebak segera mengambil langkah-langkah untuk membantu masyarakat yang rumahnya rusak akibat bencana. Jika tidak segera ditangani, kata dia, khawatir kerusakan rumah warga akan bertambah parah. “Rumah warga yang rusak cukup banyak. Mereka membutuhkan uluran tangan dari Pemkab Lebak dan Pemprov Banten,” ungkapnya. (Mastur/Radar Banten)