MENIKAH di usia muda bukanlah hal mudah bagi Kriwil (bukan nama sebenarnya). Memang sih, Kriwil sudah mengincar sang calon sejak sama-sama masih berstatus mahasiswa. Tapi Kriwil menikah bukan karena hamil di luar nikah loh, seriusan! Yeee, memangnya nikah muda cuma karena kecelakaan alias married by accident doang.
Jadi begini ceritanya. Sejak masih kuliah semester satu, Kriwil ini doyan berwirausaha. Atau bahasa kerennya ya entrepreneur gitu. Jatuh bangun Kriwil merintis usaha. Dari mulai jualan gorengan sepulang kuliah, jualan sepatu dengan buka lapak di pasar malam, sampai mencoba berternak ikan. Dan alhasil semuanya gulung tikar.
Bukan karena Kriwil tidak telaten, tapi karena kurang hoki. Kriwil mengaku, kesibukan kuliah dan berjualan kadang tidak imbang. Tapi apakah Kriwil kapok? Nggak. Kriwil justru semakin berusaha lebih keras.
Nah kisah cintanya dimulai saat Si Kriwil ini menjadi salah satu orang terkemuka di kampusnya. Sebut saja ala-ala presiden mahasiswa atau semacam ketua senat ya. Sebenarnya, kisah roman picisan Kriwil sudah dimulai sejak lama, dengan lebih dari satu wanita. Maklum, secara tampang, Kriwil ini nggak jelek-jelek amatlah. Istilah kamera sih fotogenik dan nggak memalukan untuk dibawa ke kondangan.
Tapi karena saat itu Kriwil fokus pada kuliah dan usaha, jadi bermain cinta saat kuliah semester bawah, cuma sebatas gebetan. Nggak resmi jadi cemewew, kata bahasa Sule sih begitu. Nah, saat terpilih jadi orang pertama di kampus sebagai pemimpin mahasiswa, barulah Kriwil mengurangi intensitas usaha dan fokus menjalankan program kerja. Dan saat itulah Kriwil mulai terhipnotis sorot mata sang dewi. Ow ow ow.
“Tatapan matanya itu teduh, seteduh telaga. Jadi ingin berenang di dalamnya,” curhat Kriwil. Aduh, Kang, mendadak puitis sekali ya.
Tapi untuk mendapatkan perhatian sebut saja Saodah, bukan nama sebenarnya, tidak mudah. Saodah ini meskipun pendiam, termasuk mahasiswa populer karena kecantikan dan kepintarannya. Ditambah lagi Saodah ini alim, pakaiannya saja serbalonggar. Aduuuh, perjuangan sekali ya Kang?
“Iya dong. Waktu itu, jangankan ngajak berduaan, ketemu pas rapat aja curi-curi pandang, terus ketahuan, itu rasanya, dunia kiamat seketika itu. Pernah begitu, dan ngeblang langsung. Sisa rapatnya, saya nggak fokus,” Kriwil mengenang masa lalu sambil senyum-senyum kecil.
Hmmm, Kang Kriwil ini nekat juga. Sudah tahu, cewek alim, masih aja dipandangin. “Makanya, sejak itu, saya bertekad, harus punya usaha sendiri, dan sukses sebelum wisuda,” Kriwil mulai membocorkan sesuatu.
Biar apa tuh Kang? “Ya, biar bisa nikahin Saodah lah. Konon, bapaknya juga agamais banget. Nggak boleh pacaran. Harus langsung nikah. Haduh, gila aja, langsung nikah? Mau dikasih makan apa anak orang?”
Loh, kasih makan nasi dong Kang? Kalau kasih makan rumput, nanti tertukar sama kambing dong? “Iya nggak gitu juga. Justru di sini seninya kisah cinta saya.”
Wuih dahsyat. Jadi, sejak itu, Kriwil memutar otak untuk menemukan usaha apa yang cocok. Dan pilihannya jatuh pada usaha kuliner. Dalam hemat Kriwil, karena semua orang butuh makan, usaha kuliner jika dikemas dengan baik dan menarik, pasti akan sukses. Tapi apakah ini berjalan lancar?
“Awalnya pesimis sih. Sempat cari modal ke sana-ke sini, tapi nggak dapat. Mau menyerah, tapi teringat lagi Saodah, akhirnya semangat lagi. Pokoknya Saodah itu its everything deh. Eh pas dapet, Saodahnya….”
Kenapa Kang Saodahnya? Aduh kalau cerita jangan dipotong-potong deh. Kan jadi sok dramatis kayak serial India.
“Jadi gini, pas usaha kuliner mulai jalan, dapat isu katanya Saodah udah ada yang deketin. Dan katanya Saodah mau nikah sama orang. Katanya sih cakep, soleh, dan punya pekerjaan mapan,” suara Kriwil merendah.
Loh itu kan baru katanya? Emang sudah dicari tahu kebenarannya? “Nah itulah kesalahan saya. Percaya begitu saja. Harusnya kan ditanya langsung ke orangnya. Sejak itu, saya mulai menarik diri. Bersikap seolah-olah biasa saja. Kalau dulu sering lirik-lirik dan curi pandang, sekarang kalau ketemu mencoba biasa. Padahal susah. Dan suka uring-uringan sendiri kalau Saodah udah nggak di depan mata. Saodah juga kayaknya tahu perubahan saya,” tukas Kriwil.
Terus-terus, kok akhirnya bisa nikah juga setelah lulus kuliah? “Sabar dong, masa langsung ke intinya?” tutur Kriwil.
Setelah mendengar kabar itu, semakin memacu semangat Kriwil untuk lebih sukses. Kriwil mengaku, ia sangat terobsesi dengan Saodah. Dan Kriwil tak menampik, kerap menjadikan Saodah sebagai bahan imajinasi di kamar mandi juga kamar tidur saat sendiri. Dalam bayangannya, Kriwil bisa melakukan apa saja dengan Saodah, dengan gaya apa saja yang ia mau. Istilahnya sih, Saodah adalah istri sah bagi Kriwil dalam khayalannya, jadi bebas melakukan hubungan intim sekalipun. Tapi sayangnya, itu cuma dalam khayalan dan impian. Saat terbangun dan tersadar, Kriwil tetap harus berkeja keras membangun usaha sebagai pembuktian, ia layak untuk menjadi yang terbaik bagi Saodah.
Sampai akhirnya, Kriwil tidak tahan lagi. Setelah menyelesaikan program KKN atau kuliah kerja nyata dan skripsi, Kriwil memberanikan diri mendatangi rumah Saodah. “Saat itu Saodah kaget, entah pura-pura kaget. Oh ya, saat saya mulai bersikap biasa saja, saya tetap mencari tahu apakah Saodah mau dijodohkan dengan lelaki pilihan orangtuanya yang mapan, soleh, juga ganteng itu? Terus terang saya minder sih. Siapa sih saya? Tapi saya berprinsip, kalau jodoh nggak akan kemana, makanya saya berani ke rumah Saodah dan bertemu orangtuanya,” Kriwil panjang lebar.
Saat bertemu orangtua Saodah, hal pertama yang ditanyakan adalah pekerjaan. “Ini sesuai perkiraan saya. Akhirnya dengan mantap saya bilang, punya usaha, kecil-kecilan. Cukuplah kalau untuk makan. Itu adalah pertanyaan yang membuat deg-degan,” jelas Kriwil.
Kenapa si Akang seyakin itu? “Hmmm, ya daripada kebanyakan mengkhayal dan berimajinasi, mending langsung diresmiin kan? Kuncinya sih satu, kudu berani maju ketemu calon mertua. Mereka juga bakal respect kok kalau kitanya gentle. Daripada sembunyi-sembunyi terus bikin hamil anak orang, kan repot?” Kriwil berbagi tips.
Oh gitu Kang? Terus sekarang gimana? “Alhamdulillah, udah tiga tahun jalan pernikahan, lancar-lancar aja. Usaha kuliner juga tetep jalan, rumah tangga juga aman. Yang pasti bukan hanya buat makan, tapi juga buat jajanlah istilahnya. Mertua juga suka dukung kasih modal dan semacamnya, dan konsultasi gimana memajukan usaha,” Kriwil sumringah.
Hmmm, sesuatu sekali ya Love Story kali ini. Semoga menjadi contoh buat para pembaca, apalagi yang masih muda-muda nih. Jangan beraninya menghamili anak gadis orang, jantan dong, langsung minta ke orangtuanya. Dan jangan takut berwirausaha ya. Jangan mengandalkan lamaran pekerjaan aja. (Dila-Zetizen/Radar Banten)