BAGI wanita yang masih memiliki sifat kagum terhadap seseorang, baik itu tetangga, teman, rekan kerja, termasuk artis sebaiknya berpikir ulang untuk menunjukkan kekaguman itu secara terang-terangan di hadapan suami. Pernyataan itu pesan dari Eha (29), bukan nama sebenarnya, setelah kisah cintanya bersama sang suami, sebut saja Ocid (33) kandas. Sudah kayak lagu si Raja Dangdut Rhoma Irama saja, kandas.
Persoalannya, tak lain hanya gara-gara mengagumi seseorang. Kekaguman Eha pun malah menjadi petaka. Ocid yang merasa diduakan oleh wanita berjilbab itu, keduanya warga Serang, terbakar api cemburu sehingga memutuskan untuk menceraikannya ke pengadilan agama.
“Saya cerai sama suami, masalahnya sepele. Cuma kagum sama sifat seseorang, itu aja,” keluhnya. Memang mengagumi siapa, Teh?
“Mantan cinta pertama,” akunya. Et dah, pantas. Masih untung suami enggak ngelakuin KDRT Teh?
Eha pun kini hanya bisa mengelus dada. Dia tidak menyangka, jika sang suami bakal menceraikannya begitu cepat tanpa basa-basi. Padahal, Eha tak bermaksud untuk menduakan Ocid. Namun, lebih pada mengubah sikap Ocid menjadi lebih baik dan lebih sayang terhadap Eha. Sayang, sosok yang dijadikan tauladan oleh Eha salah kaprah. Sosok itu, tak lain mantannya Eha yang diakuinya sebagai cinta pertama, sebut saja Juki. Ow ow ow.
Di mata Eha, Juki merupakan sosok suami sempurna. Selama satu tahun Eha pernah berpacaran dengan Juki, tak pernah sekali pun dia merasa dimarahi atau dibuat kesal oleh Juki. Yang ada, Juki selalu memanjakan Eha dan selalu memenuhi kebutuhannya. Memang terkadang permintaan Eha yang dikabulkan Juki kerap tak sesuai ekspektasi. Hal itu dipicu keterbatasan anggaran karena Juki termasuk sosok sederhana dan low profile.
Juki juga orangnya lembut, ramah, dan tipikal romantis. Walaupun wajah Juki tak seganteng Ocid. Diakui Eha, figur Ocid lebih ganteng dan tajir ketimbang Juki. Hanya, selama lima tahun berumah tangga, apa yang diharapkan Eha tak pernah didapatkan dari Ocid. Suaminya itu, selain kaku, orangnya juga agak perhitungan dan tak pernah mau memanjakan Eha atau mencoba romantis selama lima tahun berumah tangga. “Enggak ada niat buat nyakitin Kang Ocid, sumpah. Bukan ingin banding-bandingin. Cuma pengin dimengerti doang, itu saja. Eh, malah salah paham,” ceritanya.
Ocid memang tidak selingkuh, tak pernah ketahuan maksudnya. Tapi, tak pernah bersikap romantis terhadap Eha. Belum lagi, hidup bersama Ocid, Eha serasa terpenjara. Eha tidak boleh bekerja membantu keuangan suami, cukup menjadi ibu rumah tangga mengurus anak dan suaminya. Sementara, Ocid tak bisa menghasilkan pendapatan yang memadai alias pas-pasan.
Kondisi itu, tak jarang menjadi pemicu perselisihan pada rumah tangga Eha. Salah satunya, tuntutan Ocid yang kerap tak sesuai dengan uang belanja yang diberikan kepada wanita bertubuh sedang dan sedikit berisi itu setiap bulannya. Lantaran itu, Eha yang kesal kerap membanding-bandingkan Ocid dengan sosok Juki, mantannya. “Habis, dikasih tahu enggak ngerti-ngerti. Saya minta sesuatu saja, pertanyaannya segudang. Pergi ke mana-mana, pikirannya curiga saja,” keluhnya. Bagus dong, tandanya sayang dan perhatian. “Bukan sayang, dasar kikir saja,” kesalnya. Sabar, Teh.
Diketahui Eha, Juki yang kini kehidupannya sedikit lebih mapan dan sejahtera ketimbang rumah tangga Eha, tak pernah melarang-larang istrinya. Semua keinginan sang istri, pasti dituruti Juki. Baik soal keinginan istrinya untuk bekerja, memanjakan diri ke salon, belanja ke mal, sampai ikut-ikut arisan. Mantap.
Lain dengan Eha. Jangankan ke salon atau ikut arisan, keluar rumah pun harus sepengetahuan Ocid. Itu pun tidak boleh jauh-jauh meskipun hanya pergi ke warung. Astaga, segitunya. Banyak aturan yang diterapkan Ocid.
Awal pertemuan Eha dengan Ocid memang terbilang rumit. Eha awalnya berpacaran dengan Juki. Namun, di perjalanan Ocid mampu menyalip Juki menjadi pendamping hidup Eha. Caranya, Ocid berlaga sok kaya dan nekat melamar Eha ke orangtuanya. Tidak pernah ada hubungan spesial sebelumnya di antara mereka. Tadinya, Ocid hanya pengagum misterius Eha. Bertahun-tahun rasa itu dipendam Ocid. Hanya, kebetulan Ocid datang di saat Juki menghilang.
Diceritakan Eha, Juki sudah tidak ada kabar berita alias lost contact selama sebulan, setelah sempat berpamitan ke Eha hendak berangkat ke Jakarta perihal pekerjaan. Bak pahlawan, Ocid mengeluarkan jurus pendekatan terhadap orangtua Eha dan tak lama langsung melamarnya. Tentunya Ocid mengiming-imingi keluarga Eha dengan janji bakal membahagiakan Eha. Pengakuan Ocid kala itu, tak lama lagi bakal mendapatkan warisan dari orangtua.
“Iya, Kang Ocid cuek datang melamar ke orangtua. Melihat keseriusan Kang Ocid, terus Kang Juki juga enggak ada kabar, akhirnya atas desakan orangtua lamaran Kang Ocid saya terima,” akunya. Oh begitu.
Eha tidak pernah menyangka, di pesta pernikahannya yang meriah dan khidmat bakal dihadiri Juki yang baru pulang dari Jakarta. Saat Eha bersalaman dengan Juki yang mengucapkan selamat, keduanya sepertinya terlihat tabah. Namun, Eha memahami bahwa ada kesedihan di mata Juki yang terlihat sedikit berkaca-kaca. Situasi itu membuat Eha terkejut dan tak bisa berkata-kata. Apalagi, diperkuat dengan pengakuan Juki soal tidak adanya komunikasi dengan Eha selama di Jakarta dipicu kehilangan ponsel. Juki baru bisa membelinya kembali bulan depannya usai gajian. Setelah pekerjaannya selesai, sudah berniat akan menikahi Eha. Ow ow ow.
Kebahagiaan itu pun, seketika berubah menjadi kesedihan bagi Eha, terlebih Juki. Namun, Juki saat itu mengaku menerima dengan lapang dada demi kebahagiaan Eha. “So sweet pokoknya. Terus, ceritanya kita jadi berteman. Sekitar tiga bulan kemudian, giliran Kang Juki yang mengundang kami ke nikahannya. Pernikahan Kang Juki juga meriah. Saya jadi ikut bahagia,” ucapnya. Benar nih!
Hanya saat menghadiri pernikahan Juki, sepertinya Ocid sudah menaruh curiga kalau ada sesuatu antara Eha dengan Juki. Eha pun tidak menyangkal bahwa dirinya belum bisa melupakan Juki saat itu. Pengakuan Eha itu pun, sempat membuat Ocid naik pitam. Lantaran rasa sayangnya terhadap Eha, perasaan kesal Ocid itu pun cukup dipendam. Singkat cerita, Eha mulai mencoba melupakan sosok Juki dan mencoba menjalani rumah tangganya dengan Ocid. Hasilnya, mereka dikaruniai anak.
Seiring perjalanan rumah tangga mereka, perilaku Ocid, sedikit demi sedikit mulai berubah. Sejak memiliki anak, Ocid menjadi sok paling dibutuhkan Eha. Di rumah, Ocid mulai berani mengatur-ngatur, dan banyak melarang-larang aktivitas Eha. Belum lagi, dari segi keuangan juga Ocid mulai irit. Intinya, banyak hal yang dilakukan Ocid yang tidak disukai Eha. Kondisi itu memaksa Eha kerap membanding-bandingkan Ocid dengan Juki yang sejatinya sudah resmi menjadi suami orang.
Pengakuan Eha, ucapan yang sering diutarakannya kepada Ocid, semisal. ‘Harusnya kamu tuh tiru Kang Juki. Kagum saya sama dia, sosok suami sempurna. Ngertiin istrinya. Enggak pernah marah, enggak pernah mengatur-ngatur. Justru yang begitu, istri jadi malu sendiri’. Ocid yang menyadari bahwa ucapan terakhir Eha mengandung makna, terpancing emosi.
“Biasanya cemberut saja, enggak sampai emosi begitu. Ini tanpa kompromi, main cerai saja,” ungkapnya. Terus-terus? “Ya, enggak terus-terus. Cerailah kita. Enggak apa-apa. Saya tabah kok. Cuma ini jadi pesan, kalau jangan sekali-kali nunjukin kekaguman kita sama seseorang. Apalagi, di depan suami. Ini jadi bahan introspeksi diri saya ke depan,” tegarnya. Bagus dong. Tapi, sepertinya Teteh biasa-biasa saja, enggak kelihatan sedih tuh? “Ah siapa bilang,” pungkasnya. Ya sudah. (Nizar S/Radar Banten)